2 Tahun Pandemi: Cerita Penggali Kubur di TPU Jombang Tangsel, Disemprot Keluarga Korban-Kerja Sampai Pagi

Selama dua tahun pandemi, mereka berjibaku menjadi garda terakhir.

Rizki Nurmansyah
Rabu, 02 Maret 2022 | 20:46 WIB
2 Tahun Pandemi: Cerita Penggali Kubur di TPU Jombang Tangsel, Disemprot Keluarga Korban-Kerja Sampai Pagi
Teguh (29) salah satu penggali kubur jenazah Covid-19 di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (2/3/2022). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Dua tahun sudah pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Ratusan makam hampir memenuhi area pemakaman di TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Para tukang gali kubur pun saat ini sudah tak lagi merasa khawatir soal Covid-19. Selama dua tahun pandemi, mereka berjibaku menjadi garda terakhir.

Banyak hal yang dilalui. Setiap harinya, mereka harus menyaksikan kesedihan keluarga yang mengiringi jenazah pasien Covid-19 ke liang lahat, tapi hanya bisa melihat dari kejauhan.

Teguh (29), salah satu penggali kubur di TPU Jombang Tangsel mengaku, sudah jenuh dengan kondisi aktivitas pemakaman Covid-19. Namun, dia tetap bertahan lantaran hanya itu pekerjaan yang dapat dia lakukan.

Baca Juga:Dua Tahun Pandemi Covid-19, Ketua Satgas IDI Soroti Rekor Kematian Harian yang Sempat Tinggi

"Iya sudah dua tahun. Kalau ditanya jenuh, ya jenuh. Kita enggak ada liburnya, biasanya kita rolling dan libur. Kalau selama Covid ini enggak bisa libur," katanya ditemui di TPU Jombang, Rabu (2/3/2022).

Teguh pun mengingat, momen-momen saat dia dan penggali kubur lainnya kewalahan memakamkan jenazah Covid-19 saat terjadi peningkatan drastis pada 2021 lalu. Saat itu, Teguh cs harus standby hampir 24 jam.

"Pernah waktu itu nunggu jenazah dari Medan tapi KTP Tangsel. Kita pemakaman itu sampai jam setengah 6 pagi, terus jam 8 harus mulai lagi. Jadi istirahat itu ya cuma sebentar doang, malah enggak sempat istirahat," ungkapnya sambil mengenang masa paling melelahkan memakamkan jenazah Covid-19 itu.

Sejumlah keluarga tengah berdoa usai prosesi pemakaman di lahan zona 2 TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangsel, Kamis (29/7/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Sejumlah keluarga tengah berdoa usai prosesi pemakaman di lahan zona 2 TPU Jombang, Ciputat, Kota Tangsel, Kamis (29/7/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Bapak satu anak ini menuturkan, penggalian kubur yang paling menguras tenaga adalah saat diguyur hujan. Ditambah, saat itu harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Mulai dari baju hazmat, masker, hingga sarung tangan.

"Makamin sambil hujan-hujanan. Tanah galiannya campur air, sepatu boots juga berat terisi air. Napas agak kesulitan karena pakai masker. Terus kalau cuaca lagi panas, pakai baju hazmat, enggak nyaman," bebernya.

Baca Juga:Sebelum Rudapaksa Bocah, Kuli Bangunan di Tangsel Campuri Minuman Korban dengan Obat

Beruntungnya, kata Teguh, selama dua tahun menjadi penggali kubur jenazah Covid-19, tak ada satupun dari mereka yang terpapar. Meski kadang kelelahan, tapi setelah melakukan antigen hasilnya negatif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini