Kisah Garda Terakhir Penanganan Covid-19 di TPU Tegal Alur, Nyaris Kibarkan Bendera Putih

Ia merasa sudah tidak sanggup, karena harus memakamkan puluhan hingga ratusan jenazah pasien Covid-19 dalam satu hari.

Rizki Nurmansyah
Kamis, 03 Maret 2022 | 08:05 WIB
Kisah Garda Terakhir Penanganan Covid-19 di TPU Tegal Alur, Nyaris Kibarkan Bendera Putih
Penampakan petugas penggali kubur jenazah Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (Suara.com/Arga)

SuaraJakarta.id - Dua tahun sudah pandemi melanda Indonesia sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Tanah Air pada 2 Maret 2019. Saat itu, satu keluarga asal Depok menjadi pasien pertama Covid-19.

Dua tahun pandemi terjadi, namun belum ada tanda-tanda statusnya akan turun menjadi endemi. Gelombang kasus Covid-19 di Indonesia masih tergolong tinggi. Terlebih kekinian ada Covid-19 varian baru Omicron.

Kondisi ini membuat para penggali kubur di TPU khusus pemakaman Covid-19 harus terus siap siaga. Salah satunya Wawin, petugas pemakaman di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.

Wawin pun mengenang tugasnya sebagai garda terakhir penanganan Covid-19. Terutama saat angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta sangat tinggi pada Juli 2021 silam.

Baca Juga:2 Tahun Pandemi: Cerita Penggali Kubur di TPU Jombang Tangsel, Disemprot Keluarga Korban-Kerja Sampai Pagi

Saat itu, Wawin hampir saja mengibarkan bendera putih karena banyaknya antrean mobil ambulans yang membawa jenazah pasien Covid-19.

Wawin mengaku saat itu sangat kewalahan mengurus para jenazah yang akan dimakamkan.

Ia merasa sudah tidak sanggup, karena harus memakamkan puluhan hingga ratusan jenazah pasien Covid-19 dalam satu hari.

Penampakan kuburan jenazah Corona di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (Suara.com/Bagaskara).
Penampakan kuburan jenazah pasien Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (Suara.com/Bagaskara).

"Waduh kemarin tuh pas lagi tinggi, capek banget. Hampir enggak sanggup ngurusnya," kata Wawin saat dihubungi Suara.com, Rabu (2/3/2022).

Saat itu, sejumlah alat berat juga diturunkan guna membantu para penggali kubur membuat tempat peristirahatan terakhir bagi para jenazah yang terpapar Covid-19.

Baca Juga:Dua Tahun Pandemi Covid-19, Ketua Satgas IDI Soroti Rekor Kematian Harian yang Sempat Tinggi

"Kalau enggak dibantu alat berat kita mah enggak sanggup," ungkapnya.

Sementara itu, petugas Palang Hitam Jakarta, Ivan mengatakan saat Juli lalu, permintaan peti mati ditempatnya begitu banyak. Per hari ada ratusan peti keluar masuk.

Penampakan Ekskavator saat menggali makam khusus jenazah Corona di TPU Tegal Alur, Jakbar. (Suara.com/Bagaskara).
Penampakan Ekskavator saat menggali makam khusus jenazah Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakbar. (Suara.com/Bagaskara).

"Kita kan enggak produksi peti. Jadi peti ada vendornya sendiri. Dalam sehari itu ada sekitar 200 peti yang masuk dari vendor terus kita salurkan," jelasnya.

Meski angka kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini masih tinggi, namun bila dibandingkan dengan bulan Juli lalu, angka kematian saat ini masih tergolong rendah.

Dalam sehari, permintaan peti mati untuk jenazah pasien Covid-19, kata Ivan, hanya sekitar 23-27 peti.

"Sekarang ada, tapi enggak banyak," tutup Ivan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini