Cerita Habib Bahar bin Smith Pernah Debat dengan Abu Bakar Ba'asyir soal Thogut

"Mereka (para teroris) memiliki pemahaman yang dangkal, yang sempit memaknai thogut," kata Habib Bahar.

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 22 Juli 2022 | 07:00 WIB
Cerita Habib Bahar bin Smith Pernah Debat dengan Abu Bakar Ba'asyir soal Thogut
Terdakwa kasus dugaan kasus penyebaran berita bohong Habib Bahar Bin Smith meminta pendukungnya untuk diam saat menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/4/2022). pANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

SuaraJakarta.id - Habib Bahar bin Smith mengaku selalu mengutuk perbuatan terorisme. Sebab, tidak sepaham dengan dirinya.

Terdakwa kasus ceramah hoaks ini menilai, pelaku terorisme memiliki pemahaman yang sempit tentang istilah thogut.

Habib Bahar Smith pun menceritakan pernah berdebat dengan eks narapidana terorime, Abu Bakar Ba'asyir.

Debat itu terjadi saat Habib Bahar berada di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Ia berdebat mengenai istilah thogut.

Baca Juga:Habib Bahar bin Smith: Cinta Tanah Air Sebagian daripada Iman

Hal itu disampaikan Bahar Smith ketika menjadi terdakwa dalam kasus ceramah hoaks di PN Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/7/2022).

"Saya pernah debat dengan Abu Bakar Ba'asyir, saya debat tentang thogut ketika saya berceramah tentang NKRI," katanya.

Habib Bahar tak sependapat dengan kelompok ekstrimis atau terorisme yang menganggap pemerintah atau polisi sebagai thogut. Bahkan, ia mengaku juga dicap sebagai thogut.

Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir (dengan kursi roda) melambaikan tangan saat tiba di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2021).  [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha]
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir (dengan kursi roda) melambaikan tangan saat tiba di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2021). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha]

"Thogut itu kan (istilah yang digunakan) teroris yang suka bom sana sini. Polisi dibilang thogut, hakim dibilang thogut. Saya saja dibilang thogut. Kenapa? Karena saya mengaku NKRI harga mati, Pancasila harga mati."

"Mereka (para teroris) memiliki pemahaman yang dangkal, yang sempit memaknai thogut," kata Habib Bahar.

Baca Juga:Pengakuan Fadli Zon Soal Jenazah Laskar FPI di Sidang Bahar Smith: Kondisi Tubuh Ada Luka-Luka

Cinta Tanah Air Sebagian daripada Iman

Lebih lanjut, Habib Bahar Smith juga mengaku tetap meminta jemaahnya mencintai Tanah Air atau NKRI dalam ceramahnya di Bandung yang berujung ke pengadilan.

Terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja Bahar bin Smith mengikuti sidang putusan di gedung Arsip dan Perpustakaan, Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/7). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]
Habib Bahar bin Smith saat menjadi terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja mengikuti sidang putusan di gedung Arsip dan Perpustakaan, Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/7). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]

Meski berceramah dan menyerukan jemaah untuk melawan kezaliman, Bahar Smith merasa mereka tidak akan terprovokasi. Karena sebelumnya telah menanamkan pada jemaahnya untuk mencintai NKRI.

"Saya meletakkan di hati mereka untuk cinta tanah air. Cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman. Maka, barang siapa yang tidak punya cinta tanah air, tidak beriman. Jadi, itu penguatan kembali, NKRI dan UUD itu harga mati," kata dia.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara konstitusi yang menjamin kebebasan menyampaikan aspirasi dengan demo atau aksi untuk menasihati pemerintahan.

Namun, jika ada kebijakan pemerintah yang bagus, menurut dia, juga jangan terlupakan.

Terdakwa kasus ceramah hoaks Habib Bahar bin Smith saat memberikan keterangan dalam persidangan di PN Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022). [ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi]
Terdakwa kasus ceramah hoaks Habib Bahar bin Smith saat memberikan keterangan dalam persidangan di PN Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/1/2022). [ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi]

"Dari situ mereka bisa paham, berarti kita melawan kezaliman. Akan tetapi, kalau tidak ada kezaliman, ya, tidak perlu," kata Bahar, dikutip dari Antara.

Bahar Smith pun menganggap sejauh ini ceramahnya yang berujung duduk di kursi pengadilan itu tidak menyebabkan jemaah terprovokasi.

Terdakwa lantas mencontohkan jemaah bakal terprovokasi jika dirinya memimpin langsung sebuah pergerakan. Seperti kasus Priok (makam Mbah Priok), semua terprovokasi, misalnya dia yang memimpin.

"Seperti kasus Ahmadiyah, saya memimpin langsung. Itu semua jemaah enggak perlu saya suruh. Ketika saya memimpin, semuanya langsung maju," kata Bahar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini