Terbanyak Sepanjang 2022, Ini 3 Operator TransJakarta yang Paling Sering Kecelakaan

Tingkat kecelakaan TransJakarta disebutnya turun pada 2022 dibandingkan tahun 2020 dan 2021.

Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 01 Agustus 2022 | 21:30 WIB
Terbanyak Sepanjang 2022, Ini 3 Operator TransJakarta yang Paling Sering Kecelakaan
Pemotor tewas terlindas bus TransJakarta. (Foto: Polda Metro Jaya)

SuaraJakarta.id - Komisi B DPRD DKI Jakarta menggelar rapat kerja soal monitoring dan hasil rekomendasi evaluasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap Transjakarta, Senin (1/8/2022).

Dalam rapat ini, DPRD DKI bertanya soal kecelakaan yang masih sering terjadi pada bus TransJakarta.

Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta, Yoga Adiwinarto mengatakan, dari jumlah operator Transjakarta, terdapat tiga di antaranya yang paling sering kecelakaan.

"Operator (yang paling banyak kecelakaan) itu ada Steady Safe, PPD, dan Mayasari Bakti," ujar Yoga di gedung DPRD DKI.

Baca Juga:Minta Putus Kontrak Operator Bus TransJakarta yang Sering Kecelakaan, Ketua DPRD DKI: Kayak Nggak Punya Tanggung Jawab

Berdasarkan catatan Transjakarta, tingkat kecelakaan atau accident rate operator Steady Safe per 100 ribu kilometer mencapai 0,98 persen selama periode Januari hingga Juni 2022.

Selanjutnya, operator PPD ada di posisi kedua accident rate tertinggi dengan 0,7 kecelakaan per 100 ribu kilometer.

Lalu ketiga adalah Mayasari Bakti dengan accident rate 0,69 per 100 ribu kilometer.

Kendati demikian, Yoga menyatakan kecelakaan yang terjadi tidak seluruhnya merupakan kesalahan dari pramudi TransJakarta. Sebab, ada beberapa bus Transjakarta yang tidak berjalan di jalur khusus.

"Contohnya ada kasus motor jatuh duluan, kemudian tidak sengaja tertabrak bus kami. Jadi memang tidak serta-merta ini semuanya kesalahan dari pramudi," jelasnya.

Baca Juga:Bikin Geleng-geleng! Sejumlah Bocah Bermain Bawa Ranting Kayu di Jalur TransJakarta Jakbar

Selain itu, ada juga kecelakaan lain seperti konflik dengan pengguna lalu lintas lain, penumpang terjepit dan terjatuh, dan kecelakaan menabrak pejalan kaki.

Faktor kecelakaan disebutnya kebanyakan karena masalah kebugaran pengemudi, kompetensi pengemudi, hazard atau halangan dalam lintasan, ketidak hati-hatian penumpang atau pengguna jalan lain, serta pengaruh obat-obatan.

Namun demikian, tingkat kecelakaan TransJakarta disebutnya turun pada 2022 dibandingkan tahun 2020 dan 2021.

Accident rate per 100.000 kilometer tahun 2020 mencapai 3,18 persen. Tingkat kecelakaan kemudian turun drastis di 2021 menjadi 0,78 persen dan 0,43 pada semester pertama 2022 selama Januari sampai Juni 2022.

"Secara umum, accident rate di TransJakarta mengalami penurunan di dua tahun terakhir, termasuk pada semester pertama di 2022," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini