SuaraJakarta.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak panik karena temuan-temuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
"Masyarakat diimbau tidak panik, tetapi tetap waspada," Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti di Jakarta, Senin (22/8/2022).
Widyastuti menerangkan, upaya mencegah penularan cacar monyet dapat dilakukan dengan menerapkan PHBS (pola hidup bersih dan sehat).
Seperti sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, tidak menggunakan handuk atau peralatan pribadi bersama-sama.
Baca Juga:Ngeri, Penelitian di Perancis Perkuat Dugaan Cacar Monyet Bisa Menular Meski Tanpa Gejala
Lalu, hindari melakukan kontak dengan siapa pun yang memiliki gejala cacar monyet, termasuk tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan.
Dan bagi penderita, perlu melakukan isolasi diri dengan baik untuk menghindari penularan ke orang lain.
Widyastuti juga menjelaskan bahwa gejala cacar monyet umumnya diawali dengan demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar getah bening yang ditemukan di leher, ketiak atau lipat paha (selangkangan).
Selain itu, gejala umum ini dapat disertai keluhan nyeri otot, sakit punggung, dan rasa lelah yang berkepanjangan.
Setelah satu sampai tiga hari sejak demam, gejala akan disusul dengan munculnya ruam pada kulit di beberapa bagian tubuh, berbentuk bintik merah seperti cacar, melepuh kecil berisi cairan bening atau berisi nanah yang kemudian menjadi keropeng dan rontok.
"Jumlah lesi (luka atau lenting gelembung berisi cairan di kulit) dapat sedikit maupun beberapa buah yang tersebar," ucapnya.