Camat Pamijahan Buka Suara Soal Ramai Warganya 'Sembah' Makam Orang Etnis Tionghoa

Pihak Kecamatan Pamijahan buka suara perihal video viral warganya yang beramai-ramai seperti menyembah makam orang keturunan Tionghoa.

Chandra Iswinarno | Rakha Arlyanto
Rabu, 07 September 2022 | 15:43 WIB
Camat Pamijahan Buka Suara Soal Ramai Warganya 'Sembah' Makam Orang Etnis Tionghoa
Sejumlah warga terlihat seperti menyembah dalam video viral yang diunggah di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Laladon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. [Tangkapan layar IG bogor.terkini]

SuaraJakarta.id - Pihak Kecamatan Pamijahan buka suara perihal video viral warganya yang beramai-ramai seperti menyembah makam orang keturunan Tionghoa di Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Camat Pamijahan Imam Budi mengemukakan, aksi warga beramai-ramai memberi penghormatan ke makam orang keturunan Tionghoa itu terjadi pada 31 Agustus 2022.

Jenazah yang dikuburkan di makam itu disebut Imam merupakan warga asal Jakarta.

Acara pemakaman pun disebut digelar secara tradisi Tinghoa. Tiba-tiba sejumlah warga yang ada di sekitar lokasi kata Imam, merasa penasaran dan ingin melihat prosesi penguburan jenazah.

Baca Juga:Viral Warga Ramai-Ramai 'Sembah' Makam Orang Tionghoa di Pamijahan Bogor

"Dihadiri ribuan masyarakat yang dating berbondong-bondong untuk sekedar ingin mengetahui proses pemakaman etnis tionghoa dan pihak panitia tidak bisa membendung membludaknya warga," kata Camat Pamijahan Imam dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).

Imam menyebut, pihak keluarga yang ada di lokasi meminta warga yang melihat acara pemakaman ikut memberi penghormatan kepada jenazah.

Ritual penghormatan itu menurut Imam, merupakan tradisi Tionghoa dengan cara menganggukan kepala sebanyak tiga kali.

"Kemudian dari pihak keluarga duka meminta kepada warga yang hadir untuk memberikan penghormatan kepada jenazah etnis tionghoa yang sudah dikuburkan dengan ritual etnis tionghoa dengan cara memberikan shio kepada masyarakat dan mengaggukan kepala tiga kali," katanya.

Akibat ramainya video tersebut, pihak kepolisian hingga TNI harus turun tangan. Pihak Kecamatan Pamijahan memanggil pihak keluarga jenazah untuk memberikan klarifikasi.

Baca Juga:Kisah Kong Usman Veteran Tionghoa Asal Bekasi yang Berusia Satu Abad Masih Gemar Hisap Klobot

"Unsur Polres, Kapolsek, Danramil, Ketua MUI Desa dan Kecamatan, Kepala KUA, unsur Pemerintah Desa, BPD Gunung Picung mengundang pihak keluarga dari Bapak Lihin dan Ibu Lina yang diwakili oleh Bapak Husin, telah membahas permasalahan," ucap Imam.

Hasilnya, pihak keluarga diminta untuk memberikan permohonan maaf buntut ramainya video warga Pamijahan bak menyembah jenazah.

"Pihak Keluarga telah membuat surat pernyataan permohonan maaf. Berjanji tidak akan mengulang kembali perbuatan yang dapat meresahkan masyarakat umum diwilayah kecamatan pamijahan," jelas dia.

Viral

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok warga bak menyembah makam seseorang yang disebut-sebut merupakan keturunan etnis Tionghoa di Kampung Laladon, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Video itu diunggah akun Instagram @bogor.terkini hari ini. Dalam video itu terlihat sejumlah orang memberi penghormatan ke arah makam dari balik pagar pembatas.

Warga dalam video itu terlihat sesekali mengangguk sambil memegang benda yang mirip dupa. Mayoritas warga dalam video itu merupakan perempuan berkerudung.

Sementara di sekitar area makam, warga lainnya terlihat ramai menonton aksi warga bak menyembah makam itu. Belum diketahui pasti kapan peristiwa itu terjadi.

Otoritas setempat disebut sudah memanggil pihak pemiliki lahan buntut ramainya video tersebut. Pemiliki lahan pun dikatakan sudah meminta maaf.

"Jadi itu untuk penghormatan dan tidak ada paksaan. Bagi yang mau dikasih Shio," kata Sekretaris Kecamatan Pamijahan Sarah Susanti dikutip Suara.com dari akun @bogor.terkini, Selasa (7/9/2022).

Sarah menyebut pihaknya sudah mewanti-wanti warga agar tidak melakukan kejadian serupa.

"Intinya kami sudah musyawarahkan di tingkat MUI desa. Dan hari Senin (5/9/2022) menghadirkan semua pemilik lahan sekaligus membuat surat pernyataan permohonan maaf agar kejadian ini tidak terulang," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini