49 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Misterius, Heru Budi Koordinasi dengan Kemenkes

Dari 49 anak, 22 di antaranya berdomisili di DKI Jakarta.

Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Rabu, 19 Oktober 2022 | 14:54 WIB
49 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Misterius, Heru Budi Koordinasi dengan Kemenkes
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Gangguan ginjal misterius adalah kondisi di mana ginjal seseorang secara tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah. Kondisi ini terjadi secara mendadak tanpa diketahui penyebab utamanya.

Dikutip dari akun Instagram Dinkes DKI Jakarta, diperkirakan sudah ada lebih dari 100 anak di Indonesia yang mengidap gagal ginjal misterius. Dari ratusan kasus tersebut, sebagian besar menyerang anak-anak berusia di bawah 6 tahun.

Penyebab Gagal Ginjal Misterius

Penyebab pasti gangguan ginjal misterius masih belum diketahui secara pasti. Hingga kini ahli di bidang kesehatan masih melakukan investigasi terkait kasus tersebut.

Baca Juga:Revitalisasi Kali Ciliwung di Pasar Baru, Heru Budi: Target Desember Selesai

Kuat dugaan sementara MIS-C (Multisystem Infommatory Syndrome in Children) memiliki kaitan dengan kasus gagal ginjal misterius pada anak. Namun, kepastian penyebab gagal ginjal misterius masih terus ditelusuri.

MIS-C sendiri merupakan komplikasi yang bisa saja muncul pada pasien Covid-19 anak. Dalam kasus ini, anggota tubuh anak mengalami peradangan, terutama di berbagai sistem organ termasuk ginjal.

Gejala Awal Gagal Ginjal Misterius

Ada dua fase gejala seseorang mengalami gagal ginjal misterius, yakni gejala awal dan gejala lanjutan. Beberapa gejala awal yang muncul tampak seperti penyakit flu yang biasa, yakni demam, diare atau muntah, batuk, dan pilek.

Mungkin beberapa orang tua akan terkecoh dengan gejala awal ini dan menganggap anak mereka hanya sakit flu biasa. Ada baiknya kondisi anak yang mengalami gejala awal ini terus dipantau secara berkala.

Baca Juga:Ngadu ke Balai Kota, Heru Budi Hartono Ajari Ibu-ibu Gunakan Aplikasi Buatan Era Anies

Jika selama 12 jam gejala awal muncul anak mengalami penurunan frekuensi buang air kecil, maka segeralah membawa anak ke fasilitas kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak