Di wilayah itu dulu terdapat banyak rumah bordil yang menjajakan wanita-wanita untuk memanjakan para pria hidung belang.
"Satu rumah tuh ada 9-10 orang (pekerja seks komersial). Di sini dulu rumah-rumah mewah," kenang warga sekitar berinisial S kepada Suara.com, Kamis (20/10/2022).
S menceritakan, saat itu ia berprofesi sebagai Keamanan Rakyat (Kamra). Tidak jarang ia menjumpai wanita menangis di atas becak.
Wanita tersebut biasanya menangisi suaminya yang sedang asyik bermesraan dengan PSK hingga lupa pulang.
"Banyak perempuan nangis di becak karena lakinya gak mau pulang," ujarnya.
![Ilustrasi prostitusi rumahan Kampung Cinta. [Suara.com/Ema Rohimah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/13/34848-ilustrasi-prostitusi-rumahan-kampung-cinta.jpg)
S juga menyebut, lokalisasi Kramat Tunggak biasanya mulai ramai sejak pukul 22.00 WIB hingga menjelang pagi.
Namun demikian, saat pagi hari pun, lokalisasi ini tidak padam. Alunan musik, kata S, terus berdentum untuk menarik para tamu.
"Ramainya malam. Tapi kalau pagi, musik nyala terus sampai sore," ungkap S.
Pikat Turis Asing dan Banyak Orang Tewas
Baca Juga:Video Warga Gotong Selamatkan Al Quran Raksasa dari Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center
Selain warga lokal, lokalisasi Kramat Tunggak juga ternyata memikat rasa penasaran turis mancanegara. Kebanyakan berasal dari Jepang.