SuaraJakarta.id - Sejak awal, kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Center dirancang menggunakan sistem rangka ruang (space frame) dan tanpa penopang cor beton.
Hal itu dikatakan Kepala Sub Divisi Informasi dan Komunikasi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Center) Paimun Karim, hari ini.
"Bapak (arsitek JIC) merancang tidak memakai cor tembok beton. Dibuat 'space frame' untuk menopang bentangan (kubah) 66 meter," kata Paimun.
Arsitek JIC membentuk rangka kubah dari limas segi empat dan segi lima yang disusun berputar sampai mencapai tinggi tertentu. Lalu ditutup di atas dengan bangun ruang setengah lingkaran.
Baca Juga:30 Petugas Damkar Datangi Lagi Kubah Masjid Islamic Center Pasca Kebakaran, Kenapa?
"Sehingga (rangka) bisa menahan (bentuk kubah) dari atas ke bawah," kata Paimun.
Sedangkan, material kubahnya selain triplek yang dikasih lapisan membran pelapis anti bocor aspal dan glasswool, adalah bukan besi melainkan lapisan tembaga.
Secara konsep, lapisan tembaga sudah diramalkan oleh arsitek akan berubah warna seiring usia yang bertambah. Dari warna coklat kemerahan, menjadi hijau karena proses oksidasi.
"Tahun 2005-2006 kami sempat menyampaikan kubah JIC kok berwarna hitam? Tapi belakangan menjadi hijau kelihatan, jadi ramalan beliau (arsitek JIC Ahmad Nu'man) soal berubah warna menjadi hijau sudah kelihatan sebenarnya," kata Paimun.
Lampu kipas Betawi sebanyak 12 unit dipasang pada atap yang masing-masing unit memiliki berat satu ton dan ditopang dengan baja untuk menguatkan.
Baca Juga:Kubah Masjid Hangus Terbakar, PJ Gubernur DKI Heru Masih Pikir-pikir Renovasi Jakarta Islamic Centre
Menurut Paimun fungsi penopang baja tersebut awalnya untuk menguatkan. Tapi karena terbakar, penopangnya justru meleleh oleh panas dan lampu kipas Betawi yang berat tadi membebani atap.
"Sehingga tarikan kipas itu ke bawah penopangnya itu," kata Paimun.