Peristiwa itu terjadi pada 9 Juli 2022 subuh di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Reza menyebut, ketika itu ia sempat dilarang melihat jenazah Brigadir J oleh anggota Polri berpangkat Komisaris Besar Polisi atau Kombes.
"Izin Komandan saya izin ingin melihat abang saya terakhir kalinya," tutur Reza sambil menangis di depan majelis hakim PN Jaksel, Selasa (25/10/2022).
Reza bahkan sampai memohon-mohon kepada anggota perwira menengah tersebut. Namun tetap tak diizinkan.
Baca Juga:Berlinang Air Mata, Ibunda Brigadir J ke Bharada E: Kamu Juga Punya Ibu, Saya Mohon Berkata Jujurlah
Setelah jenazah Brigadir J rapi dan dimasukkan ke dalam peti, barulah Reza diperkenankan melihat jenazah sang kakak.
Saat melihat dan berdoa, Reza mengaku mendengar ada anggota Polri yang mendesak untuk cepat menutup peti jenazah.
"Saat saya berdoa pun saya masih mendengar ada yang ngomong 'aduh sudah belum sih?'. Saya mendengar jelas itu Yang Mulia," bebernya sambil menangis.
![Adik Brigadir J, Mahareza Rizky menyampaikan kesaksian di Pengadilan Negeri Jaksel pada Selasa (25/10/2022). [Suara.com/M Yasir]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/25/59453-adik-brigadir-j-atau-nofriansyah-yosua-hutabarat-mahareza-rizky.jpg)
Ucapan Terakhir Brigadir J pada Pacar
Di lain pihak Vera Simanjuntak, pacar Brigadir J, mengungkap percakapan terakhir dengan almarhum. Peristiwa itu terjadi sebelum Yosua dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.
Vera menceritakan, pada pukul 16.10 WIB ia melihat ada empat kali panggilan tak terjawab via telepon WhatsApp dari Brigadir J. Panggilan telepon itu tidak diangkat oleh Vera lantaran ia sedang di perjalanan.