Kabupaten Tangerang Hadirkan Ketapang Urban Aquaculture, Ekosistem Mangrove untuk Entaskan Banjir di Pesisir

Pembangunan Ketapang Urban Aquaculture itu tak hanya mengentaskan banjir, kini terdapat mangrove langka di kawasan mangrove di Desa Ketapang.

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Sabtu, 29 Oktober 2022 | 19:23 WIB
Kabupaten Tangerang Hadirkan Ketapang Urban Aquaculture, Ekosistem Mangrove untuk Entaskan Banjir di Pesisir
Penanaman pohon di Ketapang Urban Aquaculture di Kecamatan Mauk. (Dok: Pemkab Tangerang)

SuaraJakarta.id - Ketapang Urban Aquaculture di Kecamatan Mauk merupakan salah satu bukti keberhasilan program unggulan Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Dengan Gerakan Pembangunan Masyarat Pantai (Gerbang Mapan), Bupati Ahmed Zaki Iskandar membongkar kawasan-kawasan kumuh dengan tingkat pengangguran tinggi di pesisir utara, seperti di Kecamatan Pakuhaji, Kosambi dan, dan Mauk. Setelah itu dibuatkan perencanaan untuk membangun ekosistem, infrastruktur, dan skema ekonominya.

Proyek ekowisata bahari di Desa Ketapang ini merupakan yang kedua dari program Gerbang Mapan. “Kawasan mangrove dan Ketapang Aquaculture ini bukan yang pertama. Sebelumnya kami sudah membangun kerja semacam ini di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, dengan skala yang lebih kecil, area lebih kecil, dan pola yang lebih sederhana,” ucap Bupati Zaki kepada wartawan di Ketapang, Tangerang, Jumat (28/10/2022).

Pembangunan Ketapang Urban Aquaculture itu tak hanya mengentaskan banjir, kini terdapat mangrove langka di kawasan mangrove di Desa Ketapang. Selama satu windu, rehabilitasi mangrove di Desa Ketapang sudah memberikan manfaat bagi warga sekitar. Penanaman mangrove di Desa Ketapang dimulai  pada tahun 2014.

Baca Juga:Jelang G20, Jokowi Tinjau Kesiapan Kawasan Mangrove di Bali

Ketapang Urban Aquaculture.
Ketapang Urban Aquaculture.

Wilayah pesisir Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, yang tadinya hanya lahan tidur, kini disulap menjadi kebun mangrove yang rimbun. Produktif dan bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat setempat.

“Ini sebelumnya ini cuma lahan kosong, pesisir sini dulu tidak bisa untuk apa-apa,” kata Kepala Seksi Teknologi Hasil Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Agustin Hari Mahardika, Jumat (28/10).

Namun dengan seiringnya waktu berjalan, rehabilitasi mangrove ini terus berjalan dan memberikan hasil. Bahkan terdapat jenis mangrove langka yang tumbuh di area konservasi mangrove Ketapang.

“Jenisnya Brugueira silindrica dan itu bisa dimanfaatkan untuk pangan alternative, khususnya bagi para penderita penyakit diabetes,” ungkapnya.

Penemuan jenis mangrove baru ini merupakan buah ketekunannya. Pada pertengah 2015 Hari memang intens melakukan rehabilitasi lingkungan pesisir Mauk dengan menanami pohon-pohon bakau. Kala itu jumlah mangrove langka ini hanya dua pohon. Namun seiring berjalannya waktu, mangrove jenis ini berhasil dibudidayakan hingga kini mencapai 40.000 pohon.

Baca Juga:Walhi Gugat DKLH Bali ke Komisi Informasi gegara Tak Berikan Dokumen Proyek Terminal LNG di Mangrove

Hari menuturkan, penanaman mangrove di Desa Ketapang selama ini melibatkan warga setempat dan pihak swasta yang peduli terhadap lingkungan pesisir. “Karena kita tidak hanya menanam mangrove, tapi juga pengayaan jenis-jenisnya,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini