Duduk Perkara Oknum Polisi Polsek Palmerah Rasis ke Warga yang Buat Laporan

"Hasil pertemuannya dari Polsek Palmerah sudah menyampaikan permintaan maaf dan saya oke dengan permintaan maaf tersebut."

Rizki Nurmansyah
Jum'at, 25 November 2022 | 07:05 WIB
Duduk Perkara Oknum Polisi Polsek Palmerah Rasis ke Warga yang Buat Laporan
Kapolsek Palmerah AKP Dodi Abdulrohim (tengah) meminta maaf kepada warga korban rasis anak buahnya, Rezki Achyana (kiri), di Mapolsek Palmerah, Kamis (24/11/2022) malam. [Dok. Istimewa]

SuaraJakarta.id - Rezki Achyana, warga yang menjadi korban teriakan rasis oleh anggota Polsek Palmerah, mengaku telah memaafkan pelaku. Hal itu setelah dirinya mendatangi Mapolsek Palmerah, Kamis (24/11/2022) malam.

Rezki datang sekitar pukul 20.00 WIB dan langsung bertemu dengan Kapolsek Palmerah AKP Dodi Abdulrohim untuk membicarakan permasalahan tersebut.

Rezki kemudian mengaku sudah memaafkan oknum polisi tersebut dan juga menyatakan tidak akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.

"Hasil pertemuannya dari Polsek Palmerah sudah menyampaikan permintaan maaf dan saya oke dengan permintaan maaf tersebut dan tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Di sosial media akan saya update bahwa permasalahan ini sudah clear," ujarnya.

Baca Juga:Anak Buah Berbuat Rasis ke Warga yang Buat Laporan, Kapolsek Palmerah Minta Maaf

Rezki pun menceritakan duduk perkara perlakuan rasis yang diterimanya itu. Berawal saat ia datang ke Polsek Palmerah pada Kamis siang sekitar pukul 14.30 WIB untuk membuat laporan kehilangan KTP dan buku tabungan.

Setelah surat laporan itu diterimanya, Rezki mengaku mengucapkan terima kasih kepada polisi yang telah membantunya tersebut.

Namun, ucapan terima kasih itu dibalas oleh oknum polisi tersebut dengan kata-kata seakan-akan meminta imbalan. Dan mengeluarkan kata-kata bernada rasis.

"Saya tidak melihat nama polisi yang menghina saya, tapi di surat keterangan kehilangan yang saya terima, polisi tersebut tanda tangan atas nama Brigadir RYP," ujarnya.

Rezki mengaku dirinya ditertawakan oleh polisi yang melayaninya.

Baca Juga:Teriaki Warga dengan Nada Rasis Usai Buat Laporan Kehilangan, Anggota Polsek Palmerah Diperiksa Propam

"Sebelum saya dihina rasis seperti itu, polisi tersebut juga menertawakan saya yang mengatakan nomor rekening dari buku tabungan saya yang hilang ada di aplikasi, dan beliau mengatakan 'Itu bukan aplikasi lah, itu namanya e-banking' dan tertawa cukup lama."

"Saya ditertawakan oleh salah satu polisi lainnya, yang sedang tidur-tiduran di ruang pelaporan tersebut. Karena dari awal saya sudah ditertawakan, saya sudah kesal, kemudian semakin kesal ketika dibilang 'Terima kasih doang?' dan terakhir malah diteriaki secara rasis seperti itu," paparnya.

Minta Maaf

Sementara itu, Kapolsel Palmerah AKP Dodi Abdulrohim mewakili Polsek Palmerah, meminta maaf atas kejadian yang dialami Rezky.

Ia juga menegaskan bahwa membuat laporan di kepolisian gratis tanpa pungutan biaya.

"Pada intinya kalau buat laporan tidak dipungut biaya," ujarnya.

Dodi mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti kejadian tersebut dan anggota yang diduga rasis itu kini diperiksa Provos Polres Metro Jakarta Barat.

"Anggota kami juga sudah diperiksa Provos," katanya.

Viral di Medsos

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial cuitan seorang netizen dengan akun Twitter @rezkiachyana yang menceritakan tindakan rasis dari anggota Polsek Palmerah, Jakarta Barat.

Dia menyebut kala itu membuat sedang membuat laporan kehilangan di Polsek Palmerah. Namun, petugas kepolisian yang menangani laporan itu seolah meminta jatah lebih kepada korban.

"Habis buat laporan kehilangan di Polsek Palmerah, Jakarta Barat. Setelah suratnya gua terima gua bilang terima kasih. Polisinya bilang: 'Terima kasih doang?'. Gua jawab: 'Iya'," tulis @rezkiachyana dikutip Suara.com, Kamis (24/11/2022).

Saat korban keluar dari ruangan, petugas polisi tersebut justru meneriaki korban dengan nada rasis.

"Terus gua keluar ruangan, polisinya teriakin gua, 'Padang! Dasar Padang Pelit!" ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini