SuaraJakarta.id - Warta Ekonomi menggelar penghargaan Indonesia Best CFO Awards 2023 dengan tema “Preventing the Risk of Energy Disruption and Inflation” bagi para CFO atau Direktur Keuangan di Indonesia.
Penghargaan ini diberikan kepada 79 CFO perusahaan terbaik di Indonesia yang sebelumnya melalui proses screening melalui dua dewan juri ternama yaitu Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Maghfiruha Rachbini dan Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam.
Penghargaan yang diserahkan pada Selasa (28/2/2023) ini diberikan atas prestasi para CFO tersebut dalam memimpin perusahaan di sektor keuangan. Acara penyerahan penghargaan yang dihelat secara daring lewat Zoom dan disiarkan secara live di Channel Youtube Warta Ekonomi TV menarik banyak perhatian, salah satunya Menteri Perindustrian (Menperin) RI, Agus Gumiwang Kartasasmita yang turut berpartisipasi memberikan sambutannya.
Agus Gumiwang mengatakan, Chief Financial Officer (CFO) dalam perusahaan merupakan posisi krusial serta memiliki peran penting untuk tetap membawa perusahaan beradaptasi dan inovasi demi keberlangsungan bisnis keuangan perusahaan.
Baca Juga:Kemenperin Ditugaskan Lakukan Percepatan Produksi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai
Menurutnya, CFO juga berperan dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan dan berperan dalam mempertahankan hubungan yang baik antara para stakeholder dan CEO serta founder perusahaan.
"CFO perlu memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan dilakukan secara transparan dan memastikan investor memiliki informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat bagi investasinya," kata Agus Gumiwang dalam sambutannya, di Indonesia Best CFO Awards 2023 yang digelar Warta Ekonomi, dikutip Kamis, (2/3/2023).
Saat ini, lanjut dia, CFO dituntut untuk cepat melakukan adaptasi dari ketidakpastian global. Pasalnya, CFO harus dapat memahami perubahan secara drastis dan dapat mengantisipasi serta memitigasi perubahan yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurutnya, terdapat tiga pola yang perlu dilakukan oleh para CFO untuk menunjang perubahan yang distruktif. Pertama, mendahulukan sumber daya manusia (SDM) yang posisinya sangat sulit tergantikan ketika fase kritis terlewati dan perusahaan masuk ke fase factory recovery.
"SDM dengan segala kompetensi, brand, power, dan dorongan yang ada merupakan faktor pengungkit yang paling signifikan," ujarnya.
Baca Juga:Dukung Transisi EV, Kemenperin Berikan Bimbingan Teknis Kepada Produsen Kendaraan Listrik
Kedua, fokus pada survivability jangka panjang. Selama pandemi Covid-19 memberikan pelajaran akan perusahaan yang telah berinventasi pada system stability dengan memperoleh reward yang lebih baik. Selain itu, menjadi bantalan krisis yang cukup efektif selain ukuran finansial dan fleksibilitas serta daya adaptasi.
"Dengan konsistensi dan paradigma system stability jangka panjang, perusahaan yang mampu bertahan dan bangkit di pascapandemi adalah perusahaan yang sudah lama berinvestasi pada orang dan juga pada teknologi. Dengan modal itu, mereka lebih siap merespons segala bentuk perubahan yang kadang kala berlangsung sangat cepat," jelasnya.
Ketiga, CFO memiliki fleksibilitas dalam menentukan produk dan memilih produsen bahan baku. Untuk itu, para CFO dapat kembali meninjau portofolio perusahaan dan pertimbangkan untuk fokus pada produk-produk yang paling menguntungkan.
"Apalagi di tengah kondisi dinamika geopolitik yang belum selesai akan mempengaruhi impor bahan baku yang diperlukan perusahaan industri tersebut," tegasnya.
Selain itu, CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi Group Muhamad Ihsan mengatakan, saat ini diketahui situais perekonomian sudah mulai membaik namun ada ketidakpastian situasi pertama ketidakpastian energi yang disebabkan perang antara Ukrania dan Rusia yang sangat menggangu situasi global. Kedua, Inflasi tinggi yang terjadi secara global dan mempengaruhi situasi dunia termasuk Indonesia.
"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia triwulan III-2022 terhadap triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y). Perkembangan ekonomi tersebut ditopang oleh kinerja dari sisi produksi didominasi Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,81 persen. Dari sisi pengeluaran didominasi dari sektor Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,64 persen, ekspor ini berjalan dengan stabil diiringi dari kuatnya permintaan mitra dagang utama," dalam penjelasannya.
Lanjut Muhamad Ihsan, secara data triwulan III-2022, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 20,97 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan terbesar terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 19,57 persen. Secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2022 mengalami peningkatan di seluruh provinsi, dimana kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang utama dengan kontribusi sebesar 56,30 persen dan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,76 persen (y-on-y).
Untuk itu, Chief Financial Officer (CFO) atau Direktur Keuangan berperan penting di berbagai sektor industri menjadi sangat krusial untuk tetap beradaptasi dan melakukan inovasi untuk menjaga keberlangsungan kegiatan bisnis perusahaannya.
"CFO atau Direktur keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan, namun belakangan ini tanggung jawab CFO menuju ke arah yang lebih komprehensif, mulai dari inisiatif strategis bisnis perusahaan dan transformasi digital, tata kelola lingkungan dan pemerintahan, sampai strategi perusahaan kepada masyarakat secara umum yang menjadi bagian dari pengembangan bisnis perusahaan dari berbagai bidang industri," jelasnya.