Yayasan Syarif Hidayatullah Maknai Kemerdekaan RI dengan Transformasi Pembelajaran

Guru kreatif harus terus berusaha beradaptasi.

Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Jum'at, 18 Agustus 2023 | 15:37 WIB
Yayasan Syarif Hidayatullah Maknai Kemerdekaan RI dengan Transformasi Pembelajaran
Yayasan Syarif Hidayatullah Maknai Kemerdekaan RI dengan Transformasi Pembelajaran. (Dok: UIN)

SuaraJakarta.id - Yayasan Syarif Hidayatullah memaknai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI sebagai momentum pembangunan dalam sektor pendidikan. Ia menilai kemajuan pendidikan harus selalu menjadi perhatian besar di publik Tanah Air. Tak terkecuali untuk pendidikan di madrasah.

Direktur Pendidikan Yayasan Syarif Hidayatullah, Fauzan menjelaskan pihaknya selalu mengedepankan perkembangan pendidikan di Madrasah Pembangunan/Sekolah Islam Pembangunan. Bahkan, ia mengaku Madrasah Pembangunan menjadi lembaga pendidikan yang melek dengan perkembangan zaman, terutama dalam teknologi informasi. Bahkan, upaya menjadi madrasah digital sudah dilakukan pihaknya guna mengikuti perkembangan.

"Keterbukaan informasi yang menjadi ciri era revolusi industri 4.0 dan masyarakat sosial 5.0 menuntut kemampuan semua kalangan profesional terus mengupgrade dirinya dengan berbagai kemampuan. Madrasah Pembangunan/Sekolah Islam Pembangunan Yayasan Syarif Hidayatullah terus bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang datif dengan perkembangan zaman. Upaya menuju Madrasah Digital merupakan respon yang dilakukan Yayasan Syarif Hidayatullah dalam menghadapi perkembangan teknologi informasi yang dihadapi sekarang ini," ujar Fauzan dalam pidato acara Hari Ulang Tahun ke-78 RI, Kamis, (17/8/2023).

Peringatan Hut RI kali ini di meriahkan dengan berbagai kegiatan di Madrasah Pembangunn UIN diawali dengan Upacara HUT 17 dan dilanjutkan Pawai Karnawal yang diikutin oleh perwakilan semua kelas kelas MI, MTS Dan Aliyah dengan total Mts 515 murid ,Mi  1152 murid ,Ma 361 murid dan semua 274guru dan karyawan  Madrasah Pembangunan.

Baca Juga:5 Manfaat Anak Mengikuti Lomba, Bisa Tumbuhkan Sikap Positif

"17 Agustus tahun ini seru dan menyenangkan, Kita tadi ikut upacara dan pawai karnawal,aku hari ini pake kostum Ibu Ainun untuk pawainya. senang dan seru sekali di MP bisa bareng teman teman ikut acara 17 Agustus disekolah dan tadi kelas ku menang lomba estafet juara 4 " ujar Rayna Shafia Hartono perwakilan anak kelas 7F MTS pembangunan UIN yang menjadi peserta upacara dan karnawal.

Hal serupa juga dirasakan salah satu guru di MP Evi Kusuma walikelas 6A MI "Tahun ini peringatan  lebih Meriah, semua ikut merasakan kemeriahan di peringatan 17 Agustus. Harapan saya nasionalisme anak anak terbangun melalui upacara di sekolah dan karnaval memakai baju adat "

Melihat situasi perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, Yayasan Syarif Hidayatullah juga sadar tuntutan perubahan dalam metode pembelajaran juga tak bisa dipungkiri. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan berat buat subyek pembelajar alias pengajar.

"Oleh karenanya, tuntutan semua subyek pembelajar Madrasah Pembangunan/Sekolah Islam Pembangunan harus berkarakter (akhlak al-karimah), berilmu pengetahuan luas, dan skill mumpuni merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi," lanjutnya.

Di era kemerdekaan yang sarat dengan percepatan teknologi informasi, terdapat 10 kemampuan utama yang paling dibutuhkan. Di antaranya, bisa memecahkan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreatif, adanya kemampuan mengelola manusia, bisa berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, kemampuan menilai dan mengambil keputusan, berorientasi mengedepankan pelayanan, kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif.

Baca Juga:Pesan Duta Besar Indonesia di Malaysia untuk Pekerja Migran di Hari Kemerdekaan: Jangan Ada Lagi Korban Eksploitasi

Fauzan juga memaknai kemerdekaan RI sebagai kemerdekaan belajar. Menurutnya, kemerdekaan belajar ini bisa dimaknai dua hal. Pertama, kemerdekaan belajar bagi peserta didik adalah secara merdeka dapat memperoleh kompetensi yang diperlukan melalui berbagai pembelajaran guna menyongsong masa depan yang lebih baik.

Kedua, bagi guru, kemerdekaan belajar berarti berupaya melakukan rancangan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran melalui berbagai pendekatan, sehingga tercapai pembelajaran yang optimal dan bermakna bagi peserta didik.

"Saking penting posisi keduanya, bentuk kebijakan kurikulum yang diterapkan pemerintahpun, semua sangat bergantung pada kesiapan dan kematangan gurunya dalam menjalani kegiatan pembelajaran di kelas," tutur Fauzan.

Lebih lanjut, Fauzan menilai ada beberapa hal yang harus dikuasai guru saat menerapkan pembelajaran kepada murid-muridnya. Menurutnya, seorang guru harus mampu menerapkan kegiatan pembelajaran kreatif dalam situasi dan kondisi apapun.

"Keberadaan guru dirasakan begitu sentral dan dominan, tidak ada titah guru yang dibantah muridnya," kata Fauzan.

Guru kreatif harus terus berusaha beradaptasi menemukenali semua kebutuhan peserta didik, metode pembelajaran merupakan ragam pilihan yang dijadikan opsi dalam setiap kegiatan pembelajaran.

"Berpikir bebas dalam memilih metode juga menjadi pilihan guru kreatif dalam mengakomodasi tuntutan pembelajaran. Bagi guru kreatif, berfikir inovatif selalu menjadi kebutuhan, tidak ada aktifitas pembelajaran yang dilakukannya tanpa hal baru yang menyenangkan," katanya.

Harapan dengan moment ini pun disampaikan oleh Fajar, Wakil bidang Kurikulum.

"Harapan kami dengan ada kegiatan tersebut, yang pertama menumbuhkembangkan sikap nasionalisme pada peserta didik, melatih kreativitas, dan sikap gotong-royong,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini