Amanat Kong Ali
Puji menuturkan, tetangganya yang melakukan penutupan akses jalan merupakan menantu dari Kong Ali, selaku pemilik lahan.
Ia bercerita, dahulu tampak depan rumah Puji mengahadap belakang. Teras rumahnya dulu merupakan kamar mandinya.
“Engkong Ali bilang ke Bapak saya yang almarhum, 'lu lewat sini saja', karena ini dulu masih tanah kosong. 'Memangnya boleh, Kong?', 'ya enggak apa-apa lagi', 'ya sudah, enggak apa-apa, kan buat amal jariah gue',” kata Puji menirukan ucapan Kong Ali.
Puji mengatakan, sempat melaporkan ke Kong Ali saat akses jalan rumahnya ditutup. Namun Kong Ali cuma memastikan jika akses jalannya tidak akan ditutup.
“Pas mau ditutup, kita ke rumahnya nih, 'kong, bagaimana nih sudah mau ditutup?', 'enggak, enggak apa-apa, enggak bakal ditutup itu'. Ya kita percaya saja dong omongan orang tua dulu,” katanya.
“Dia kan pemilik, masa iya kita harus paksa, 'minta suratnya kong, buat hitam di atas putih', kan enggak mungkin juga kita paksain orang. Dikasih jalan, kita sudah Alhamdulillah,” tambahnya.
Puji mengaku, ia tinggal di rumahnya saat ini sejak tahun 1973. Ketentraman yang selama ini ia rasakan sirna hanya karena ego dari seorang tetangganya.
“Ibu saya di sini dari tahun 73, saya sudah 49 tahun. Dari kecil saya di sini. Ibaratnya dari bayi di sini,” tandasnya.
Baca Juga:Warga Meruya Protes Rencana Penutupan Jalan Haji Gudig oleh Pengembang Perumahan