“Pas mau ditutup, kita ke rumahnya nih, 'kong, bagaimana nih sudah mau ditutup?', 'enggak, enggak apa-apa, enggak bakal ditutup itu'. Ya kita percaya saja dong omongan orang tua dulu,” katanya.
“Dia kan pemilik, masa iya kita harus paksa, 'minta suratnya kong, buat hitam di atas putih', kan enggak mungkin juga kita paksain orang. Dikasih jalan, kita sudah Alhamdulillah,” tambahnya.
Puji mengaku, ia tinggal di rumahnya saat ini sejak tahun 1973. Ketentraman yang selama ini ia rasakan sirna hanya karena ego dari seorang tetangganya.
“Ibu saya di sini dari tahun 73, saya sudah 49 tahun. Dari kecil saya di sini. Ibaratnya dari bayi di sini,” tandasnya.