SuaraJakarta.id - Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Kediri sehat, Bupati Hanindhito Himawan Pramana memberikan bekal wawasan kepada kader posyandu, bahwa peranan orang tua termasuk seorang ayah mempunyai tugas sangat krusial bagi pertumbuhan anak.
Bekal ini disampaikan melalui giat Jambore Kader Posyandu dengan mengusung tema Mewujudkan Transformasi Layanan Kesehatan Menuju Kabupaten Kediri Sehat di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Selasa (3/9/2024).
Mas Dhito (sapaan akrab Bupati Hanindhito) menilai, banyak seorang ayah yang kurang menyadari betapa pentingnya memberikan perhatian terhadap anak. Padahal, masa tumbuh kembang anak tetap membutuhkan peranan ayah setiap harinya.
“Suami selalu menganggap urusan anak itu adalah urusan ibu,” kata Mas Dhito.
Baca Juga:Mas Dhito Saksikan Laga Persik Lawan Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo
Lebih jauh, Mas Dhito memotret, jika tumbuh kembang anak ini sangat berhubungan dengan perkembangan kasus stunting. Di Kabupaten Kediri sendiri, kasus stunting kini masih berada di angka 7,6 persen.
Persentase tersebut terus digeluti untuk menuju target zero digit stunting. Menurut Mas Dhito, untuk menuju target yang diinginkan, sangat membutuhkan sinergi dari berbagai elemen, termasuk peranan kedua orang tua.
“Jangan sampai angka stunting ini kita tekan tapi angka pertumbuhan kasus stunting barunya bertambah,” tegas orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Ahmad Khotib menyebutkan, kegiatan jambore ditujukan sebagai pembekalan kader posyandu dalam peningkatan layanan kesehatan. Menurutnya, kader posyandu harus mempunyai kompetensi dan ketrampilan.
“Pembekalan kompetensi, kembali memupuk semangat persaudaraan para kader posyandu,” sambungnya.
Baca Juga:Mbak Cicha Dorong Tingkat Kepercayaan Diri Pelajar melalui Festival Anak Sholeh
Lebih dari itu, pihaknya menyebutkan, kader Posyandu yang berjumlah 8.715 kader tersebut kini juga telah melaksanakan Integrasi Layanan Primer (ILP) guna menciptakan kader yang berdaya dan berkualitas.
“Dengan adanya ILP, para kader harus menguasai 25 kompetensi,” sambungnya.
Dikatakan Khotib, dalam 25 kompetensi ini para kader diharuskan mampu melaksanakan pendekatan layanan kesehatan terhadap semua siklus kehidupan dan melakukan kunjungan rumah. Mulai dari ibu hamil, bayi, balita, remaja, hingga lansia.