Sampaikan Aspirasi, Ratusan Sopir Truk Geruduk Tower Pelindo di Jakarta Utara

Mereka memblokir jalur yang ada di depan tower dan melakukan orasi tuntutan mereka.

Reky Kalumata
Selasa, 11 Februari 2025 | 15:27 WIB
Sampaikan Aspirasi, Ratusan Sopir Truk Geruduk Tower Pelindo di Jakarta Utara
Ratusan sopir truk berunjuk rasa di depan Tower Pelindo Jakarta Utara, Selasa (11/2/2025). ANTARA/Mario Sofia Nasution

SuaraJakarta.id - Ratusan sopir truk yang tergabung dalam Keluarga Besar Sopir Indonesia menggeruduk Tower Pelindo di Jalan Yos Sudarso Jakarta Utara untuk menyampaikan aspirasi mereka pada Selasa (11/2/2025) siang

Mereka tidak melakukan orasi di depan pagar Tower Pelindo, tetapi memenuhi Jalan Yos Sudarso.

Kehadiran mereka juga memblokir jalur kendaraan dari arah Pelabuhan Tanjung Priok ke Kelapa Gading.

Mereka memblokir jalur yang ada di depan tower dan melakukan orasi tuntutan mereka.

Baca Juga:Persija vs Persib, Carlos Pena: Kami akan Kumpulkan Energi demi Raih Tiga Poin

Selain itu, mereka juga melakukan pelemparan minuman mineral ke dalam kawasan Tower Pelindo sehingga praktis akses Jalan Yos Sudarso tak bisa dilalui kendaraan besar.

Sementara kendaraan kecil diarahkan melalui jalan kecil di belakang Tower Pelindo.Namun kendaraan berukuran besar harus tertahan karena mereka memenuhi jalan tersebut.

Sebelumnya, pada Selasa pagi, mereka juga melakukan unjuk rasa di depan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Jalan Terminal Kalibaru Raya, Cilincing, Jakarta Utara.

Ada sejumlah tuntutan yang diharapkan para sopir truk bisa dikabulkan Pelindo.

Pertama, penghapusan gerbang masuk (gatepass) di NPCT 1 yang dinilai sangat dekat dengan jalan raya dan kerap menyebabkan kemacetan.

Baca Juga:Kalah dari Dewa United, Gustavo Almeida Minta Persija Langsung Fokus Hadapi Persib Bandung

"Karena satu-satunya pelabuhan yang 'gate'-nya dua, cuma di NPCT. Ini 'gate' ini terlalu berdekatan dengan jalan raya, kantung parkir sedikit, sehingga menyebabkan kemacetan," ucap Ketua Keluarga Besar Sopir Indonesia (KB-SI) Nuratmo (45).

Selain itu, gerbang masuk di NPCT 1 ini sedikit dan kerap mengalami kerusakan sehingga kontainer yang mau masuk menumpuk hingga mengular ke jalan raya dan tak jarang sebabkan kemacetan.

Tuntutan kedua, para sopir truk meminta agar pembayaran masuk pelabuhan gratis kembali.

"Kedua, kita menolak pembayaran pintu masuk pelabuhan yang awalnya gratis. Itu Rp17 ribu dan rencananya pada April akan naik Rp20 ribu," kata dia.

Pembayaran pintu masuk pelabuhan, kata Nuratmo, mulai diberlakukan sejak 1 Februari 2025 dan ini membebani para sopir truk.

"Kalau kita narik dalam sebulan 20 hari maka uang yang kita keluarkan buat itu aja udah Rp400 ribu,"kata dia.

Tuntutan ketiga adalah proses bongkar muat yang lama sehingga membuat sopir truk menunggu hingga puluhan jam.

"Ketiga, bongkar muat yang lama. Sekelas pelabuhan internasional, kita sering mengalami bongkar muat sampai puluhan jam," kata dia.

Di tengah proses bongkar muat yang lambat, fasilitas pelabuhan dianggap kurang mendukung para sopir truk untuk menunggu.

"Sudah gitu di dalam sana MCk atau toilet hampir tidak ada. Kita nunggu puluhan jam tidak ada fasilitas toilet, tidak ada kantin," katanya.

(ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini