Dari Limbah hingga Pangan: Inovasi Mahasiswa Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Rentan TBC

Campus Leaders Program dukung inisiatif program pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat rentan TBC.

Rully Fauzi
Rabu, 17 Desember 2025 | 09:40 WIB
Dari Limbah hingga Pangan: Inovasi Mahasiswa Dorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Rentan TBC
CLP Batch 11 diikuti oleh 48 mahasiswa yang didampingi 15 mentor serta 3 dosen pembimbing program. [dok.pribadi]
Baca 10 detik
  • CLP Batch 11 BCF melibatkan 48 mahasiswa di 3 provinsi, fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat rentan TBC.

  • Program utama: Resaku (daur ulang sampah jadi produk bernilai ekonomi) dan Sirkulife Empowerment (aquaponik lele–pakcoy).

  • Dampak: peningkatan keterampilan, peluang penghasilan, ketahanan pangan, dan penguatan kolaborasi lintas sektor.

"Kedua, dampak ekonomi yang membuka peluang penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah. Ketiga, dampak sosial yaitu meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat hubungan dengan perangkat desa, serta tumbuhnya rasa kepemilikan atas program ini untuk dikembangkan."

Selama berjalan, program Resaku telah menghasilkan 120 sabun dan lilin yang dihasilkan dari 13 liter minyak jelantah. Dalam pelaksanaannya tentu tak terlepas dari tantangan yang dihadapi mulai dari konsistensi warga dalam mengikuti pendampingan program hingga bahan baku.

"Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain keterbatasan bahan baku untuk mendukung produksi rutin serta konsistensi warga dalam menjalankan program. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kami memfasilitasi pengadaan bahan dan pelatihan serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat agar kedepannya program ini dapat terus dilanjutkan," ungkap Dwi Setyorini, mentor Inisiatif Lampung Sehat.

Kemudian, Masyarakat Sehat Sriwijaya mempresentasikan program Sirkulife Empowerment sebagai upaya membangkitkan perekonomian masyarakat rentan TBC.

Sirkulife Empowerment merupakan program aquaponik yang membudidayakan lele dengan sayuran pakcoy agar dapat dikonsumsi sehari-hari oleh warga maupun untuk dijual kembali.

Program ini menyasar penyintas TBC, kader, dan keluarga yang memiliki lahan terbatas.

Melalui pemanfaatan limbah ikan sebagai nutrisi tanaman dan pemanfaatan maggot untuk menangani sampah organik, Sirkulife Empowerment mendorong terciptanya usaha rumahan yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pendapatan warga.

"Program ini dapat memberikan dampak positif bagi warga diantaranya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan sebagai bagian dari ketahanan pangan untuk pemenuhan gizi sehari-hari," jelas Muhammad Khadafi, SDGs Hero CLP 11 penempatan MSS Divisi Program.

Selama 1 semester berjalan, warga yang menjalankan program Sirkulife telah berhasil memanen pakcoy di 5 rumah dan hasil dari ternak lele sudah dikonsumsi sebanyak sekali. Meski dirasa positif, namun tantangan juga dihadapi oleh MSS dalam mensosialisasikan dan mengajak warga untuk menerapkan program ini

"Tantangan awalnya antara lain sulit untuk menumbuhkan rasa kepemilikan program ini pada warga. Kita harus benar-benar membimbing dan meyakinkan bahwa ini dapat berhasil dilakukan. Biasanya kalau sudah ada hasilnya baru percaya. Alhamdulillah selama 1 semester ini dilakukan, sudah ada yang panen," tambah Oki Putra Satria, mentor Masyarakat Sehat Sriwjaya.

BCF juga mempresentasikan terkait relasi jejaring kemitraan dalam program pemberdayaan ekonomi. Paparan tersebut dibawakan oleh SDGs Hero penempatan BCF Pusat, Lu’lu Septyan Azzahra dan mentor Muhammad Daffa Zahran Widodo.

Dalam paparannya, BCF menekankan pada berjalannya program pemberdayaan ekonomi tidak terlepas dari jejaring lintas sektor. Perlu banyak kolaborasi dilakukan untuk menghasilkan program pemberdayaan ekonomi yang berdampak dan berkelanjutan.

"Kami akan terus berkomitmen untuk mendukung inovasi dan kepemimpinan muda serta menjalin sinergi hexa helix yang lebih erat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kami harap proyek ini dapat menjadi landasan program-program BCF selanjutnya yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat dan ekonomi," jelas Jimmy Gani, CEO BCF.

Presentasi akhir magang Campus Leaders program batch 11 dibuka oleh VP Pengelolaan TJSL PT Pupuk Indonesia (Persero), Heny Eka Mardiyanti dan Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, Bappenas, Arifin Rudiyanto.

Arifin menyambut baik inisiatif BCF untuk menjadi wadah bagi pemuda dalam berkontribusi untuk mencapai target-target SDGs.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak