Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 03 September 2020 | 20:02 WIB
Anak-anak korban penggusuran membawa sisa-sisa barang dari rumah mereka di Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, pasca digusur, Kamis (3/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

SuaraJakarta.id - Anak-anak korban penggusuran kini butuh trauma healing setelah rumah mereka di Kampung Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, digusur untuk proyek pembangunan tol Jakarta Outer Ring Road 2 (Tol JORR 2).

Salah satu warga, Aat mengatakan, anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD mengalami trauma.

Bagaimana tidak, di usia anaknya yang masih 8 tahun, terpaksa menyaksikan rumahnya digusur dengan alat-alat berat.

"Ya namanya masih kecil, melihat yang kayak gini, nangis mereka, trauma pasti," ujarnya saat ditemui SuaraJakarta.id di lokasi, Kamis (3/9/2020).

Baca Juga: Tak Ada Pemasukan, Warga Benda Korban Penggusuran Cari Donasi di Jalan

Aat menceritakan, jauh hari sebelum penggusuran, anaknya sudah mengalami tekanan psikologis akibat intimidasi dari aparat.

"Anak saya aja kalau ketemu orang enggak dikenal nanya om polisi bukan? Takut dia itu," ujar Aat.

Aat mengaku sempat ditawarkan agar anaknya dititipkan. Namun ia menolak karena khawatir anaknya tak terurus.

Kini, mereka tinggal di kontrakan yang telah disediakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang.

"Ditawarin sama gurunya. Udah tinggal di rumah saya (guru) dulu kata gurunya. Tapi saya bilang biarin saya aja (yang urus), gak enak juga kan saya," kata Aat.

Baca Juga: Jadi Korban Penggusuran Tol JORR 2, Bocah Ahmad: Trauma Om, Banyak Tentara

Anak-anak korban terdampak Tol JORR 2 di Kampung Baru, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, tengah mengais sisa puing penggusuran rumah mereka, Kamis (3/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

Hal senada diungkapkan oleh warga lainnya, Amin. Menurutnya, banyak anak-anak yang mengalami trauma.

"Cucu saya juga. Anak setahun setengah udah paham. Nanya dia rumahnya mau diancurin ya kata dia. Kesian saya," ujarnya.

Sebagian dari mereka, kata Amin, bahkan ada yang jatuh sakit.

"Panas dingin itu ada, pas penggusuran," tuturnya.

Tangisan itu puncaknya terjadi saat penggusuran, Selasa (1/9/2020) lalu. Mereka diusir paksa.

Sementara masih banyak alat-alat rumah tangga di dalam rumah mereka. Lantaran hanya dikasih waktu 1 jam saja.

"Ibu-ibu pada pingsan. Anak-anak pada nangis. Bayangkan, kita cuma dikasih waktu 1 jam saja untuk ngeluarin perabotan," jelasnya.

Warga Benda, Kota Tangerang, yang menjadi korban penggusuran meminta donasi kepada para pengendara yang melintasi Jalan Husein Sastra Negara, Kamis (3/9/2020). [Suara.com/Irfan Maulana]

Terapi pemulihan trauma atau trauma healing, kata Amin, sangat diperlukan bagi anak-anak terdampak pembangunan proyek Tol JORR 2.

"Sangat butuh kalau itu (trauma healing). Biar mereka kembali semangat, enggak nangis lagi, enggak trauma lagi," pungkasnya.

Kontributor : Irfan Maulana

Load More