Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 17 September 2020 | 12:56 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD menjenguk Syekh Ali Jaber yang menjadi korban penusukan, Senin (14/9/2020). [Instagram@mohmahfudmd]

SuaraJakarta.id - Polda Lampung menemukan motif baru terkait aksi nekat Alpin Andria (24) menusuk pendakwah Syekh Ali Jaber saat sedang berceramah di Bandar Lampung, pekan lalu.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, tersangka geram dengan adanya kegiatan keagamaan di dekat kediamannya yang mengundang penceramah Syekh Ali Jaber.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad dikutip SuaraJakarta.id dari Suara.com, Kamis (17/9/2020).

"Tersangka sudah ada niat, ada rasa kesal pada saat mendengar adanya ceramah Syekh Ali Jaber," kata Pandra.

Baca Juga: Kalau Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber Ditutup Polisi Nanti Dicurigai Lagi

Polisi menduga tersangka Alpin sudah merencanakan percobaan pembunuhan terhadap pendakwah kelahiran Madinah, Arab Saudi, tersebut.

Dugaan itu muncul lantaran dalam pengakuan tersangka, ia yang diliputi emosi karena ada acara itu di dekat rumahnya, lalu mengambil sebilah pisau dari kediamannya.

"Didahului dengan menyiapkan mengambil senjata tajam dari rumah tersangka. Tersangka ini sudah ada suatu perencanaan untuk melakukan suatu pembunuhan," ungkapnya.

Pihak kepolisian juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi. Diantaranya keluarga dan paman pelaku, saksi korban, saksi mata, dan perekam video

"Sampai hari ini sudah 15 saksi yang dilakukan pemeriksaan. 15 saksi tersebut guna melengkapi berkas perkara yang saat ini kami kejar untuk segera kami limpahkan kepada jaksa penuntut umum," paparnya.

Baca Juga: Meski Gila, Penusuk Syekh Ali Jaber Akan Diseret ke Pengadilan

Pandra menambahkan, dalam kasus penusukan Syekh Ali Jaber, pihak Densus, Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, hingga Bareksrim Polri ikut turun tangan membantu pemeriksaan.

"Kehadiran dari tim tersebut adalah untuk memperkuat di dalam konstruksi pasal, kemudian melakukan penyelidikan apakah masih ada kaitan dan lain sebagainya," tuturnya.

Alpin Andria,pelaku penusukan Syekh Ali Jaber. (Dok.Ist)

Penuh Kesadaran

Pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, Alfin Andria diketahui sadar penuh saat menjalani pemeriksaan bersama psikiater.

"Sampai sejauh ini menurut psikiater, tersangka AA ini masih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Artinya masih dalam keadaan sadar dia menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," ujar Pandra.

Alfin juga telah membeberkan alasan dirinya menusuk Syekh Ali Jaber.

"Apa motivasinya dia melakukan tindak pidana itu sudah jelas disampaikan, bahwa yang dirasakan oleh dia adalah perasaan gelisah," kata Pandra.

"Apalagi pada saat itu kegiatan itu berlangsung tidak jauh dari rumah tersangka," sambungnya.

Sering Bermasalah

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Alfin ternyata kerap hidup berpindah-pindah. Mulai dari ikut bersama pamannya, lalu sempat juga tinggal bersama kakeknya.

Bagi keluarganya, Alfin dicap sebagai beban karena kerap berbuat masalah.

"Dan selalu menjadi beban orangtuanya," kata Pandra.

Status Alfin sendiri merupakan lajang tanpa pekerjaan tetap.

Pandra menuturkan, Alfin selalu dianggap sebagai masalah bagi keluarganya, di manapun dia berada.

"Di dalam kesehariannya juga sering bermasalah di dalam keluarganya. Artinya selalu menjadi beban keluarga di manapun dia berada," jelas Pandra.

Alpin Adrian, penusuk Syekh Ali Jaber (Antara)

Tak Punya Musuh

Di sisi lain, Syekh Ali Jaber mengaku insiden penusukan tersebut menjadi pengalaman buruk pertama selama 12 tahun berdakwah di Indonesia.

Dirinya juga merasa tidak mempunyai musuh siapapun lantaran dalam berdakwahnya selalu menjaga kedamaian para umat.

Menurutnya, perdamaian tersebut tidak hanya dilakukan kepada sesama muslim, melainkan juga para tokoh agama lain.

Pengakuan tersebut disampaikan Syekh Ali Jaber dalam acara Kabar Petang TVOne, Senin (14/9/2020) lalu.

"Alhamdulillah selama 12 tahun enggak pernah saya mengalami hal seperti ini, maupun di sosial media Alhamdulillah hubungan saya baik sama seluruh masyarakat, tokoh-tokoh, bahkan tokoh beda agama," ujar Syekh Ali Jaber.

"Selama dakwah 12 tahun selalu berusaha menjaga perasaan umat, menjaga kebersamaan, memimpin umat selalu menjaga kedamaian," jelasnya.

Syekh Ali Jaber kemudian menyinggung soal kontestasi Pilkada Serentak yang diakuinya selalu dilibatkan di dalamnya.

Ia mengaku berperan untuk menciptakan suasana kondusif jelang Pilkada Serentak di daerah-daerah yang memang rawan terjadinya konflik.

"Bahkan saya sering kali ditugaskan untuk turun ketika Pilkada Serentak ke daerah-daerah yang dikhawatirkan konflik saya menenangkan umat di sana," katanya.

Maka dari itu, Syekh Ali Jaber merasa tidak menyangka ketika ada orang yang justru mau mencelakakan dirinya.

Kepala Staf Keperesidenan Moeldoko saat membesuk Syekh Ali Jaber yang ditusuk saat ceramah. (Kredit Foto: KSP)

Materi Tausiyah

Sementara itu terkait materi tausiyahnya, ia menjamin tidak ada yang berbau dengan kekerasan ataupun hal-hal yang bisa memecah-belah umat maupun negara.

"Dan Alhamdulillah selama ini, silakan cek semua tausiyah-tausiyah saya, saya enggak pernah ada tema-tema kekerasan atau ajakan atau hal-hal yang membahayakan," ungkapnya.

"Justru semua Alhamdulillah dikenal dengan baik," pungkas Syekh Ali Jaber.

Load More