Sementara produk tumbuhan mutan pertana BATAN adalah padi di tahun 1982 dengan nama Atomita 1. Padi dini tahan terhadap hama WBC.
Hingga saat ini, BATAN telah menghasilkan 28 varietas padi, 12 varietas kedelai, 3 varietas sorgum, 1 varietas gandum, 2 varietas kacang hijau, dan 1 varietas kapas.
Suara.com ke PAIR-BATAN, bertemu dengan Doktor Sobrizal, peneliti BATAN. Peneliti senior ini menjadi satu di antara sedikit peneliti pemuliaan mutasi tanaman di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Sobrizal banyak mengembangkan tanaman mutasi.
PAIR-BATAN tempat pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi. Di sana juga tempat produksi bibit mutan.
Baca Juga: Siapapun Menang Pemilu AS, Tak Pengaruhi Kebijakan Iran ke Washington
Hal langka, Suara.com pun mengelilingi PAIR-BATAN. Masuk ke kawasan itu sangat ketat, bahkan harus melewati penjagaan. Maklum saja, di sini tempat riset berbau nuklir. Tidak sembarang orang bisa berliling di sana.
Sebab gedung, ruangan dan fasilitas di sana tidak sembarangan dimasuki. Sebagain gedung dan ruangan terpasang simbol radioaktif.
Di sana terdapat fasilitas Iradiasi Serba Guna (IRPASENA). Di tempat ini ada Gamma Cell 220 AECL Upgraded. Ini adalah sebuah fasilitas nuklir yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti BATAN dalam melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pemuliaan tanaman dengan teknologi mutasi radiasi.
Di sana juga ada rumah kaca temnpat pemuliaan padi dan jagung. Jarak keduanya berdekatan. Di antara tanaman mutan itu, terdapat papan peringatan 'awas bahaya radiasi' dengan warna orangye. Peringatan itu, membuat kita untuk selalu waspada soal paparan radiasi nuklir.
Nuklir untuk Pertanian
Baca Juga: Bapeten Tingkatkan Keselamatan dan Keamanan Energi Nuklir Lewat IKKN
Sobrizal bercerita Indonesia potensial dalam pengembangan teknologi nuklir untuk pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan produksi pangan. Tanaman mutan tersebut merupakan hasil pemuliaan tanaman menggunakan radiasi teknologi.
Berita Terkait
-
Trump Ancam Bom Iran! Reaksi Keras Jika Tolak Negosiasi Nuklir
-
Sanksi AS Terkait Nuklir Disebut Ilegal, Tiongkok dan Rusia Desak Akhiri Tekanan ke Iran
-
AS Desak PBB Kecam Aktivitas Nuklir Iran, Sebut Sebagai Bentuk Perilaku Kurang Ajar
-
Tiongkok, Rusia, Iran Gelar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Nuklir dan Ancaman Houthi
-
Kebocoran Radioaktif di Reaktor Nuklir Terbesar Eropa: Seberapa Bahaya?
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
Terkini
-
390 Ribu Pengunjung Padati Ancol Selama Lebaran, Masih Ada Konser NDX AKA di Tanggal Ini
-
Wajib Lapor Diri! Pendatang Baru di Jakarta Harus Tahu Aturan Ini
-
Dishub DKI Minta Warga Balik ke Jakarta Jangan Turun Sembarangan dari Bus, Nanti Susah Sendiri
-
Jalanan Jakarta Mulai Ramai di Hari Terakhir Libur Lebaran
-
120 Ribu Lebih Warga Padati TMII Selama Lebaran, Pengunjung Sempat Tembus 25.000 Sehari