Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 13 Februari 2021 | 10:10 WIB
Perayaan Festival Peh Cun diramaikan perlombaan perahu naga di Sungai Fenjiang, China, pada 3 Juni 2014. [Shutterstock]

SuaraJakarta.id - Peh Cun bagi warga peranakan Tionghoa di Indonesia merupakan salah satu festival dalam kebudayaan dan sejarah China.

Peh Cun berasal dari Bahasa Hokkian yang dipendekkan dari kata Pe Leng Cun atau Pe Liong Cun yang memiliki makna mendayung perahu naga.

Maka dari itu kebudayaan ini juga disebut sebagai sebuah pertunjukan balap dayung perahu berkepala naga.

Peh Cun mulai diperkenalkan sejak 2300 tahun yang lalu. Biasanya tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Imlek.

Baca Juga: Imlek, Pengunjung Ancol Dihibur Barongsai Bawah Air, Menceritakan Yin Yang

"Peh Cun itu adalah mendayung perahu naga. Sekarang mereka (perahu naga) sudah dilombakan. Itu dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 Imlek. Dimulai 2300 tahun yang lalu pada saat Dinasti Zhou," ujar Dosen Agama Budha Universitas Pamulang, Surya Budiman, saat dihubungi SuaraJakarta.id—grup Suara.com—beberapa waktu lalu.

Festival Peh Cun sering dirayakan di pinggir sungai di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Kelompok yang merayakannya berduyun-duyun membawa dan menunggangi perahu berkepala naga.

"Kalau di Tangerang mereka melakukannya di Sungai Cisadane," tuturnya.

Sejarah Peh Cun

Baca Juga: Imlek, Jumlah Pasien Covid-19 Sembuh di Jakarta Cetak Rekor, Tambah 5.757

Surya menjelaskan awal mulanya dilaksanakan Festival Peh Cun, ketika seorang menteri negara bernama Qu Yuan berhasil memajukan negara Chu.

Load More