Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 21 Februari 2021 | 21:54 WIB
Warga RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur sudah tiga hari terendam banjir, Minggu (21/2/2021). [ANTARA/Andi Firdaus]

SuaraJakarta.id - Tiga hari sudah banjir merendam pemukiman penduduk RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Hingga kini banjir belum juga surut.

Banjir Jakarta di kawasan Cipinang Melayu akibat luapan Kali Sunter.

Sutarjo, warga RT 05 RW 04 pun mengeluhkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pernah menyatakan banjir akan surut dalam waktu enam jam.

"Standar operasional prosedur (SOP) menyurutkan banjir dalam enam jam yang dikatakan Pak Gubernur nyatanya tidak berlaku di sini. Banjir di RW 04 sudah beberapa kali pasang surut sejak Jumat (19/2)," ujarnya dilansir dari Antara, Minggu (21/2/2021).

Baca Juga: 8 Kelurahan di Jakarta Barat Terdampak Banjir, Limpasan Air dari Depok

Hingga Minggu sore, ketinggian air di kawasan Cipinang Melayu masih mencapai 50 sentimeter (cm) dari semula mencapai 3-4 meter, tepatnya di sisi saluran air Kali Sunter.

Warga RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur sudah tiga hari terendam banjir, Minggu (21/2/2021). [ANTARA/Andi Firdaus]

Permukaan air di saluran yang memisahkan jalan Tol Halim dengan rumah penduduk di RW 04 masih ada limpasan meski cuaca panas.

Sebagian rumah warga yang berdekatan dengan saluran air masih terendam banjir. Bahkan hingga masuk ke seluruh ruangan.

Suparjo yang tinggal di Cipinang Melayu sejak 1988 memahami penyebab banjir yang rutin setiap tahun selama musim hujan.

"Di sini setiap musim hujan ya begini (banjir masuk rumah). Penyebabnya ya cuma satu, saluran air di belakang ini tidak pernah dikeruk. Malah cuma dikasih kawat bronjong (batu kali diikat kawat) aja. Malahan batu itu jadi sarang ular," katanya saat sibuk membersihkan lantai rumah dari lumpur.

Baca Juga: Viral Detik-Detik Marinir Evakuasi Lansia Terjebak Banjir Jakarta

Rumah Suparjo berada pada posisi tegak lurus dengan tikungan aliran air. Saat terjadi peningkatan debit, banjir langsung menerjang rumahnya.

Upaya menyurutkan banjir di lingkungan setempat telah dilakukan otoritas terkait. Salah satunya Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur yang terus menyedot genangan air menggunakan tujuh unit mesin pompa sejak Sabtu (20/2) sore.

Selang pompa diarahkan dari permukiman penduduk yang banjir untuk disedot dan dibuang ke aliran Kalimalang.

Namun hujan yang berulang kali mengguyur kawasan setempat membuat sungai kembali meluap.

Seorang warga menggendong anaknya berjalan menerjang banjir yang merendam Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta, Jumat (19/2/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Warga lainnya, Sugih (42) berharap upaya penanggulangan banjir Cipinang Melayu dilakukan dengan cara mengeruk sedimentasi dasar sungai. Serta membebaskan lahan bantaran untuk serapan air.

"Selain itu kalau bisa di setiap jembatan sungai ada petugasnya untuk evakuasi sampah. Kalau dibiarkan menumpuk di jembatan pasti meluap," katanya.

Pedagang warung kelontong itu mengaku rugi hingga Rp 10 juta akibat barang dagangannya erendam banjir.

"Sekarang kalau dihitung ada Rp 10 jutaan (rugi). Tiga karung beras aja sudah ketahuan Rp500 ribu. Belum rokok-rokok yang hanyut sama dus makanan ringan dan minuman," katanya.

Load More