Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 02 April 2021 | 05:05 WIB
Angkutan Kota JakLingko ber AC di Shelter Jak Lingko di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (12/7). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim program JakLingko yang dibentuk sejak 2018 menjadikan warga Jakarta lebih sejahtera.

Hal itu karena, kata Anies, dengan tarif Rp 5.000 per tiga jam melalui kartu JakLingko, penumpang bisa naik angkutan umum seperti TransJakarta dan angkutan perkotaan (angkot) berkali-kali tanpa ada biaya tambahan.

"Di Jakarta ini hampir bisa dikatakan pengeluaran keluarga bisa sampai 30 persen untuk transportasi. Jadi, terima uang bulanan itu 30 persennya bisa habis untuk transportasi," kata Anies, Kamis (1/4/2021).

Selain lebih hemat, lanjut Anies, keberadaan JakLingko juga mendorong masyarakat beralih naik angkutan umum, terutama bus TransJakarta.

Baca Juga: Sering Posting Blusukan Makan di PKL, Begini Kata Anies

Pada akhir 2016, jumlah penumpang TransJakarta mencapai 340.000 orang per hari, kemudian pada 2020 naik 3,5 kali lipat menjadi satu juta lebih penumpang.

"Kalau armada kami tambah artinya punya uang, tapi kalau penumpang itu tambah artinya ada perubahan perilaku warga Jakarta. Dari naik kendaraan pribadi berubah menjadi naik kendaraan umum,” kata Anies.

Dengan perubahan itu, lanjutnya, maka biaya hidup warga menurun karena pengeluaran mereka untuk transportasi jauh lebih rendah.

Dengan kata lain, tegas Anies, harapannya mereka bisa lebih sejahtera karena anggarannya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.

Sistem Jaklingko ini, kata Anies, tidak hanya menguntungkan masyarakat, tapi juga para sopir dan pemilik kendaraan yang pendapatannya lebih pasti karena DKI telah membayarnya berdasarkan satuan kilometer.

Baca Juga: 96 Sekolah di Jakarta Bakal Dibuka, PAN Minta Anies Tambah Jumlahnya

Sementara sopir tidak perlu mengejar setoran, untuk pemilik kendaraan akan merasa tenang karena mobilnya lebih terawat melalui pendapatan yang terprediksi dengan baik.

Load More