SuaraJakarta.id - Cuaca panas nan terik dan debu jalanan kini telah menjadi makanan sehari-hari bagi Meitry Nurfazrina. Kondisi ini berbanding terbalik dahulunya saat ia masih menjadi pramugari di maskapai plat merah.
Pandemi Covid-19 membuat perempuan yang kini berusia 24 tahun tersebut harus menelan pil pahit. Kontraknya tak lagi diperpanjang.
Meski tak lagi menjadi pramugari, Meitry tak mau larut dalam kesedihan. Ia membanting setir menjadi penjual lontong sayur berkolaborasi dengan rekannya yang juga mantan pramugari.
Sosoknya yang cantik sebagai mantan pramugari yang kini jualan lontong sayur sempat menjadi buah bibir di media sosial (medsos).
SuaraJakarta.id berkesempatan menyambangi tempat Meitry berjualan lontong sayur. Lokasinya berada di Jalan Raya Kutabumi Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Saat disambangi, terlihat lapak yang bertuliskan Lontong Sayur Ku. Ketika itu Meitry dengan partner jualannya sedang melayani para konsumen.
Meitry menceritakan awal mulanya beralih profesi dari pramugari jadi penjual lontong sayur. Di samping terdampak pandemi, ia mengatakan darah bisnis mengalir dalam tubuhnya.
"Papa dan ibu pebisnis. Mungkin ada darah juga disitu. Sebelumnya juga, pas belum jadi pramugari, suka jualan, karena jualan itu sudah jadi fashion," ujar Meitry saat ditemui di lokasi, Sabtu (17/4/2021).
Meitry mengaku mendapat banyak hikmah meski tak lagi menjadi pramugari. Kini ia bisa lebih banyak memiliki waktu bersama keluarga.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Tangerang Minggu 18 April 2021
"Kalau pramugari kan, enggak punya waktu, jarang ketemu keluarga. Kalau jualan lontong ini jadi banyak diem di rumah, lebih sering ketemu keluarga," Kata Meitry sambil tersenyum.
Meitry mengatakan tidak merasa malu dengan profesinya saat ini. Bahkan meski harus panas-panasan dan berbanding terbalik ketika menjadi pramugari.
"Gak masalah sih panas-panasan. Itu risiko sesuai profesi yang sekarang. Mau enggak mau harus turun langsung," ucapnya.
Jelang adzan Maghrib, Meitry kedatangan pembeli ibu-ibu yang berasal dari Kutabumi menggunakan sepeda motor. Mereka membeli 3 bungkus dengan harga per porsinya 10 ribu.
Meitry mengaku omzet penjualan lontong sayurnya selama sebulan bisa mencapai Rp 50 juta.
"Sehari itu kita bisa menghabiskan 300 (porsi) lontong sayur. Sebelum bulan puasa bisa lebih, kalau dihitung sebulan omzet nya bisa Rp 50 juta," katanya.
Berita Terkait
-
Siswa 13 Tahun Tewas di Sekolah Internasional Gading Serpong, Diduga Jatuh dari Lantai 8
-
Cegah Pencemaran, TPA di Jabodetabek Diminta Tutup Tumpukan Sampah
-
Kelas Rusak, Guru Mengundurkan Diri: Realitas Miris di SMK Al-Anshor Tangerang
-
5 Rekomendasi Parfum Lokal yang Sering Dipakai Pramugari, Wanginya Segar dan Tahan Lama
-
5 Parfum Favorit Pramugari: Wangi Lembut, Tahan Lama, dan Tidak Bikin Penumpang Pusing
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Cek Fakta: Viral Video Bahlil Sambut Ahli Gizi dari India, Benarkah?
-
Cek Fakta: Benarkah SIM & STNK Resmi Berlaku Seumur Hidup Tahun 2026?
-
Viral Guru Rekam Sekolah Ambruk Malah Diminta Minta Maaf, Publik Pertanyakan Tekanan Siapa?
-
Cek Fakta: Viral Pengumuman CPNS Polsuspas 2025, Benarkah Dibuka?
-
7 Mobil Bekas Paling Nyaman untuk Lansia Empuk Praktis dan Gak Bikin Capek