"Seperti layaknya pendidikan di pesantren, bagaimana mereka belajar zikir dan sholat yang melepaskan mereka dari narkoba dan psikotropika. Semua anak punk akan terdedah oleh psikotropika, nah saya terapi mereka dengan zikir dan sholat. Nge-fly enggak perlu pakai gele. Mereka merasakan sensasi bagaimana nikmatnya saat berzikir menyebut asma Allah dengan jiwa dan raganya. Sehingga mereka malu menghadap Tuhan-nya dengan mabuk dan psikotropika dan kegiatan yang buruk," beber Ustaz Halim.
Konsep "Peta Jalan Pulang"
Selain belajar mengaji, para anak punk jalanan itu juga dibekali dengan kemampuan berwirausaha. Yakni mulai dari usaha laundry, sablon, salon sepatu, hingga angkringan.
Mereka, dijadikan bos terhadap wirausaha yang digeluti sehingga tak merasa terkekang dan bisa bertanggungjawab.
Baca Juga: Zaskia Sungkar Ceritakan Momen Hijrah Sampai Menutup Aurat
"Anak street punk ini bukan anak biasa, butuh kasih sayang, pendekatannya ekstra sabar. Dia tidak mudah percaya dengan orang lain, bapak ibunya aja bisa dilawan, apalagi ustaznya. Kesabaran tingkat dewa untuk pendampingan. Mereka tidak terbiasa dengan disiplin, maka kita jadikan mereka bos buat dirinya sendiri dan usahanya sendiri," tegasnya.
Dalam membina anak punk jalanan, Tasawuf Underground menerapkan konsep "Peta Jalan Pulang". Yakni, jalan pulang kepada Allah dengan pembinaan rohani yang dijadikan terapi dan melepaskan mereka dari narkoba.
Lalu jalan pulang ke keluarga dengan pembinaan ekonomi dan sosial. Mereka harus siap pulang ke keluarganya dengan ekonomi yang mapan, yakni dengan berwirausaha.
Tak cukup hanya itu. Ustaz Halim bahkan mendorong anak punk jalanan asuhannya itu dibekali dengan pendidikan formal. Mulai dari mengikuti sekolah paket, hingga kini ada satu anak asuhannya yang kuliah di Universitas Pamulang jurusan Ilmu Hukum semester II.
Diharapkan, dia menjadi sosok pencerahan bagi anak punk jalanan berkaitan persoalan hukum. Serta memotivasi dalam dunia pendidikan.
Baca Juga: Kisah Khadijah, Gadis Tangsel Jadi Mualaf Usai Baca Surat Al-Baqarah
Antusias Baca Al-Quran
Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, lantai pertama ruko pesantren itu dijadikan tempat wirausaha anak jalanan. Seperti laundry, sablon, hingga angkringan dan salon sepatu.
Di lantai dua, dijadikan sebagai ruang utama belajar, mengaji, dan sholat berjamaah. Di sudut kanannya, terdapat perpustakaan.
Rak buku yang ada, dipenuhi berbagai jenis buku dan Al-Quran. Di salah satu sudutnya terdapat kaligrafi dan gambar Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qodir Jaelani, tokoh Islam populer dan "Rajanya Para Wali".
Sementara di lantai tiga, dijadikan tempat istirahat para anak punk jalanan yang 'mondok' di sana.
Dari sejumlah anak punk yang ditemui, kebanyakan mereka memiliki tato di kaki, tangan hingga wajah.
Berita Terkait
-
UMKM Naik Kelas, Sanrah Food Buktikan Peran BRI Dalam Ekspor Produk Lokal
-
Sadis! Usai Puas Gorok Leher Istri, Jefri Santai Serahkan Diri Sambil Gendong Anak
-
Jawaban Menohok Chacha Frederica Ditanya Soal Kehilangan Teman Usai Berhijrah
-
Perjalanan Hijrah Cynthia Ramlan, Adik Olla Ramlan yang Masih Istikamah Berhijab
-
Celine Evangelista Sudah Rasakan Manfaat Hijrah: Semoga Aku Istikamah
Tag
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
Terkini
-
Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp400 Ribu Lewat 9 Link DANA Kaget Hari Ini
-
Tumbuhkan Ekonomi Inklusif, Bank Mandiri Bekali 70 Usahawan Kreatif Naik Kelas di Depok
-
5 Rekomendasi Warna Cat Dulux Untuk Ruang Tamu Agar Terlihat Mewah
-
UMKM MerapatKUR BCA 2025: Pinjaman Tanpa Agunan Hingga 500 Juta
-
Duel Abadi di Kamar Mandi: Sabun Cair vs Sabun Batangan, Mana Lebih Bagus?