Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 23 Mei 2021 | 20:11 WIB
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio saat di RT 3 RW 3 Kelurahan Cilangkap yang menerapkan lockdown karena kasus klaster lebaran warga. (Suara.com/Fakhri)

SuaraJakarta.id - Kejadian terkonfirmasinya 104 warga positif Covid-19 di RT 3 RW 3 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim) kini menjadi sorotan. Awal penularan Covid-19 tersebut diduga karena interaksi antarwarga saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Camat Cipayung Fajar Eko Satrio, menceritakan kronologi awal terjadinya peristiwa tersebut. Mulanya saat lebaran lalu, ada satu keluarga besar yang tercatat sebagai warga setempat melakukan interaksi atau silaturahmi saat lebaran.

"Di sini ada satu keluarga, satu keluarga besar, satu kampung pada saat hari raya mereka interaksi," ujar Fajar saat memantau pemindahan 104 pasien Covid-19 di RT 003/RW 03 di lokasi, Minggu (23/5/2021).

Saat itu, seorang anggota keluarga diketahui mengalami sakit pernapasan. Namun, yang bersangkutan tidak mengetahui jika dirinya positif Covid-19.

Baca Juga: Klaster Lebaran Cipayung, 51 Warga Positif Covid-19 Dibawa ke Wisma Atlet

"Kebetulan tidak tahu ada yang sakit, sakit bawaan atau asma," jelasnya.

Karena pasien itu hanya menduga sedang mengidap asma yang merupakan penyakit bawaannya, akhirnya tetap berinteraksi. Alhasil, penularan Covid-19 terjadi kepada orang sekitarnya, hingga menulari sejumlah 104 orang.

"Yang bersangkutan juga tidak tahu sehingga masih berinteraksi dan penyebarannya cepat," pungkasnya.

Sebelumnya, Fajar Eko Satrio mengatakan ada penambahan sebanyak 23 pasien dari sebelumnya pasien yang terdata adalah 81 orang.

Fajar mengatakan pihaknya mendapatkan jumlah pasien positif ini setelah melakukan swab test kepada 691 warga yang tinggal di wilayah yang sama.

Baca Juga: Berada di Zona Merah RT 3 Cipayung, Mini Market Ini Larang Pengunjung Masuk

"Per hari ini total yang positif Covid-19 di RT 3 RW 3 ada 104 pasien dari 691 warga. Dari sekitar 200-an KK (Kepala Keluarga)," ujar Fajar, Minggu (23/5/2021).

Setelah membludaknya kasus Virus Corona pada 18 Mei lalu, pihaknya bersama aparat setempat sudah melakukan micro lockdown. Pergerakan masyarakat dibatasi dan pintu keluar-masuk warga ditutup.

"Lockdown 14 hari dari tanggal 18 Mei. Jadi sampai 2 Juni," tuturnya.

Menurutnya penyebab awal penularan Covid-19 terjadi karena interaksi saat lebaran. Salah satu keluarga berinteraksi dengan warga sekitar padahal salah seorang di antaranya tidak diketahui sedang terjangkit Covid-19.

"Satu keluarga besar, satu kampung pada saat hari raya mereka interaksi. Kebetulan tidak tahu ada yang sakit, sakit bawaan atau asma. Yang bersangkutan juga tidak tahu sehingga masih berinteraksi dan penyebarannya cepat," katanya.

Load More