SuaraJakarta.id - Kejadian terkonfirmasinya 104 warga positif Covid-19 di RT 3 RW 3 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim) kini menjadi sorotan. Awal penularan Covid-19 tersebut diduga karena interaksi antarwarga saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Camat Cipayung Fajar Eko Satrio, menceritakan kronologi awal terjadinya peristiwa tersebut. Mulanya saat lebaran lalu, ada satu keluarga besar yang tercatat sebagai warga setempat melakukan interaksi atau silaturahmi saat lebaran.
"Di sini ada satu keluarga, satu keluarga besar, satu kampung pada saat hari raya mereka interaksi," ujar Fajar saat memantau pemindahan 104 pasien Covid-19 di RT 003/RW 03 di lokasi, Minggu (23/5/2021).
Saat itu, seorang anggota keluarga diketahui mengalami sakit pernapasan. Namun, yang bersangkutan tidak mengetahui jika dirinya positif Covid-19.
"Kebetulan tidak tahu ada yang sakit, sakit bawaan atau asma," jelasnya.
Karena pasien itu hanya menduga sedang mengidap asma yang merupakan penyakit bawaannya, akhirnya tetap berinteraksi. Alhasil, penularan Covid-19 terjadi kepada orang sekitarnya, hingga menulari sejumlah 104 orang.
"Yang bersangkutan juga tidak tahu sehingga masih berinteraksi dan penyebarannya cepat," pungkasnya.
Sebelumnya, Fajar Eko Satrio mengatakan ada penambahan sebanyak 23 pasien dari sebelumnya pasien yang terdata adalah 81 orang.
Fajar mengatakan pihaknya mendapatkan jumlah pasien positif ini setelah melakukan swab test kepada 691 warga yang tinggal di wilayah yang sama.
Baca Juga: Klaster Lebaran Cipayung, 51 Warga Positif Covid-19 Dibawa ke Wisma Atlet
"Per hari ini total yang positif Covid-19 di RT 3 RW 3 ada 104 pasien dari 691 warga. Dari sekitar 200-an KK (Kepala Keluarga)," ujar Fajar, Minggu (23/5/2021).
Setelah membludaknya kasus Virus Corona pada 18 Mei lalu, pihaknya bersama aparat setempat sudah melakukan micro lockdown. Pergerakan masyarakat dibatasi dan pintu keluar-masuk warga ditutup.
"Lockdown 14 hari dari tanggal 18 Mei. Jadi sampai 2 Juni," tuturnya.
Menurutnya penyebab awal penularan Covid-19 terjadi karena interaksi saat lebaran. Salah satu keluarga berinteraksi dengan warga sekitar padahal salah seorang di antaranya tidak diketahui sedang terjangkit Covid-19.
"Satu keluarga besar, satu kampung pada saat hari raya mereka interaksi. Kebetulan tidak tahu ada yang sakit, sakit bawaan atau asma. Yang bersangkutan juga tidak tahu sehingga masih berinteraksi dan penyebarannya cepat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Curhat Menkeu di Masa Lalu Pernah Dijelek-jelekkan Pertamina
-
Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir: Amien Rais Terharu
-
Siap Hadapi Tantangan Baru? Ada DANA Kaget untuk Pejuang Generasi Sekarang
-
Bersihkan 5 Titik Sungai Ciliwung, Pemuda Pancasila Ubah Sampah Jadi Paving Block
-
Sinergi Indonesia - Jepang: Beasiswa S2 hingga Riset Bersama untuk Pembangunan Transmigrasi