Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Senin, 02 Agustus 2021 | 21:39 WIB
Ilustrasi pemukulan. (Suaraindonesia)

Dia mendatangi langsung gerai tersebut setelah menghubungi hotline 199 vaksinasi.

"Info dari 119 diarahkan meminta ke tempat di mana korban vaksin kedua yaitu di GBK Pos V," tutur Eka saat dikonfirmasi Suara.com, Minggu (1/8/2021).

Namun, kata Eka, ketika Zaelani mendatangani Pos V, petugas keamanan di lokasi justru mengarahkan korban untuk mendatangi Pos II. Padahal, Pos II hanya diperuntukkan bagi pengemudi ojek online alias ojol.

"Korban kembali ke Pos V dan mengonfirmasi kembali, namun respons dari security penjaga Pos V kurang kooperatif dan cenderung memperumit. Terjadilah argumentasi antara korban dan security," bebernya.

Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Penganiyaan Sekuriti Vaksinasi GBK Terhadap Zaelani

Di saat bersamaan, lanjut Eka, enam orang satpam lalu mengerubungi Zaelani. Sampai akhirnya terjadi dugaan pemukulan.

"Pemukulan terjadi oleh security kepada korban, tanpa korban memulai melakukan penyerangan sama sekali," ungkapnya.

"Korban sempat lari dan dikejar, dan dibawa ke pos," imbuhnya.

Tak henti di situ, Eka mengungkapkan korban sempat diduga diintimidasi untuk tidak melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian.

"Ada intimidasi di pos untuk melakukan penandatanganan surat damai, dan korban pun menuruti permintaan tersebut karena dalam tekanan," pungkasnya.

Baca Juga: Zaelani, Dikeroyok Satpam GBK Alami Trauma Sampai Matanya Rusak

Load More