Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 05 Februari 2022 | 14:56 WIB
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat meninjau vaksinasi guru di SMPN 4 Pamulang, Kamis (4/3/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Setelah beberapa pekan bertahan dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, kini Pemerintah Kota Tangerang Selatan memutuskan beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Kebijakan itu diambil dengan pertimbangan meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 dan bertambahnya warga sekolah yang positif Covid-19.

Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, pelaksanaan PJJ di Tangsel akan mulai efektif pada pekan depan Senin (7/2/2022) dan berlangsung selama dua pekan.

"Senin sudah akan diterapkan PJJ untuk semua sekolah hasil rapat dewan pendidikan dinas dan para pengawas dan stakeholders yang lain sudah dirapatkan kemarin. Berlaku sampai dua minggu setelah itu dilihat lagi perkembangannya," kata Benyamin.

Baca Juga: Pemkot Tangsel Mulai Terapkan PJJ, PTM di Kabupaten Tangerang Tetap 50 Persen

Benyamin menerangkan, ada sejumlah pertimbangan yang akhirnya menghentikan PTM dan beralih ke PJJ. Pasalnya, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah sudah mengkhawatirkan meski diklaim paparannya dari lingkungan keluarga.

"Pertimbangannya itu pertama, transmisi hariannya sudah di atas 1.600 kasus. Kemudian siswa yang terpapar sudah 800 lebih, (siswa) SMP terutama itu terbanyak, dari klaster keluarga 95 persen," papar Benyamin.

"Dengan data itu dan permintaan dari orangtua murid, akhirnya kita putuskan seperti itu (terapkan PJJ). Kasusnya sudah mengkhawatirkan, sudah melewati angka psikologis," sambung Benyamin.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan, kebijakan penerapan PJJ diambil lantaran 25 persen siswa terpapar Covid-19.

"Lonjakan kasusnya sudah luar biasa kasus harian sudah di atas 1.000 dan 25 persen diantaranya usia di bawah 18 tahun berarti usia sekolah, itu jadi salah satu pertimbangan. Laporan dari Dinkes juga rekapan sekolah-sekolah dan siswanya juga cukup mengkhawatirkan juga," kata Deden.

Baca Juga: SDN 09 Palmerah Terapkan PTM 50 Persen, Kepsek: Belum Ada Guru dan Siswa Positif Covid-19

Menurutnya, penerapan PJJ untuk menjaga keselamatan siswa dari ancaman paparan Covid-19. Sehingga pendidikan berjalan dan kesehatan juga terjaga.

"Jadi kan kita harus antisipasi, keduanya penting. Pendidikan penting, kesehatan juga penting. Tapi dalam kondisi seperti ini harus ada solusi, terpenting pendidikan tetap jalan meski PJJ, yang jelas kesehatan siswa juga harus diselamatkan dari paparan covid-19," tekannya.

Pihaknya bakal memonitor pelaksanaan PJJ selama dua pekan ke depan. Jika tren kasus Covid-19 turun dan dirasa aman, maka aktivitas pembelajaran akan kembali dialihkan ke PTM terbatas.

"Dua minggu ke depan sambil dievaluasi, kalau kasusnya turun kan bisa PTM terbatas lagi. Kalau untuk saat ini tren kasusnya naik, itu baru siswanya belum gurunya. Jadi kan kita harus antisipasi, keduanya penting," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More