SuaraJakarta.id - Setelah beberapa pekan bertahan dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, kini Pemerintah Kota Tangerang Selatan memutuskan beralih ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Kebijakan itu diambil dengan pertimbangan meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 dan bertambahnya warga sekolah yang positif Covid-19.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan, pelaksanaan PJJ di Tangsel akan mulai efektif pada pekan depan Senin (7/2/2022) dan berlangsung selama dua pekan.
"Senin sudah akan diterapkan PJJ untuk semua sekolah hasil rapat dewan pendidikan dinas dan para pengawas dan stakeholders yang lain sudah dirapatkan kemarin. Berlaku sampai dua minggu setelah itu dilihat lagi perkembangannya," kata Benyamin.
Benyamin menerangkan, ada sejumlah pertimbangan yang akhirnya menghentikan PTM dan beralih ke PJJ. Pasalnya, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah sudah mengkhawatirkan meski diklaim paparannya dari lingkungan keluarga.
"Pertimbangannya itu pertama, transmisi hariannya sudah di atas 1.600 kasus. Kemudian siswa yang terpapar sudah 800 lebih, (siswa) SMP terutama itu terbanyak, dari klaster keluarga 95 persen," papar Benyamin.
"Dengan data itu dan permintaan dari orangtua murid, akhirnya kita putuskan seperti itu (terapkan PJJ). Kasusnya sudah mengkhawatirkan, sudah melewati angka psikologis," sambung Benyamin.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan, kebijakan penerapan PJJ diambil lantaran 25 persen siswa terpapar Covid-19.
"Lonjakan kasusnya sudah luar biasa kasus harian sudah di atas 1.000 dan 25 persen diantaranya usia di bawah 18 tahun berarti usia sekolah, itu jadi salah satu pertimbangan. Laporan dari Dinkes juga rekapan sekolah-sekolah dan siswanya juga cukup mengkhawatirkan juga," kata Deden.
Baca Juga: Pemkot Tangsel Mulai Terapkan PJJ, PTM di Kabupaten Tangerang Tetap 50 Persen
Menurutnya, penerapan PJJ untuk menjaga keselamatan siswa dari ancaman paparan Covid-19. Sehingga pendidikan berjalan dan kesehatan juga terjaga.
"Jadi kan kita harus antisipasi, keduanya penting. Pendidikan penting, kesehatan juga penting. Tapi dalam kondisi seperti ini harus ada solusi, terpenting pendidikan tetap jalan meski PJJ, yang jelas kesehatan siswa juga harus diselamatkan dari paparan covid-19," tekannya.
Pihaknya bakal memonitor pelaksanaan PJJ selama dua pekan ke depan. Jika tren kasus Covid-19 turun dan dirasa aman, maka aktivitas pembelajaran akan kembali dialihkan ke PTM terbatas.
"Dua minggu ke depan sambil dievaluasi, kalau kasusnya turun kan bisa PTM terbatas lagi. Kalau untuk saat ini tren kasusnya naik, itu baru siswanya belum gurunya. Jadi kan kita harus antisipasi, keduanya penting," pungkasnya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Jokowi Mau Ketemu Budi Arie Setelah Dicopot Prabowo, Bahas Apa?
-
Raffi Ahmad dalam Kecemasan, Amy Qanita Dirawat di Singapura Akibat Komplikasi Otak
-
KIP Kuliah 2025: Panduan Lengkap, Syarat, dan Cara Daftar Agar Lolos
-
Jangan Sampai Ketinggalan! Cara Cepat Dapat Saldo DANA Kaget Rp 176 Ribu
-
Saldo Gratis DANA Kaget Hari Ini : Jurus Ampuh Kumpulkan Cuan Online Tanpa Ribet