SuaraJakarta.id - Nasib apes dialami NS (20). Pemuda asal Tangerang itu babak belur lantaran kedapatan mengutil di minimarket hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian. Usut punya usut ada alasan pilu dirinya nekat mengutil.
Ia mengaku nekat mencuri lantaran kepepet tak lagi memiliki uang untuk membantu menghidupi adik-adiknya dan ibunya yang menderita depresi.
NS merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Dua kakak laki-lakinya bekerja di tempat steam motor dan parkiran. Sementara dua adiknya masih duduk di bangku SMA dan SMP.
NS sendiri hanya tamat sekolah hingga tingkat SD. Setelah itu, ia memutuskan jadi pengamen mencari uang untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari sang ibu.
NS mengaku, aksi pencurian itu pertama kali dilakukannya lantaran terdesak oleh keadaan. Pasalnya, saat itu, setelah seharian mengamen, ia hanya mendapat uang yang sedikit.
"Maling di Indomaret karena kondisi lagi kepepet, enggak ada uang buat makan keluarga. Jadi terpaksa maling di minimarket di Jalan Nanas," kata dia ditemui di Polsek Jatiuwung, Kota Tangerang, Rabu (23/3/2022).
NS menuturkan, saat beraksi ia tak mengincar suatu barang khusus, tapi hanya mengambil barang yang dapat diambil.
Apesnya, tak lama setelah mengantongi barang hasil curian, ia kepergok karyawan minimarket. Alhasil, ia babak belur karena sempat dihakimi massa.
"Saya masuk, terus langsung ngambil, dipanggil karyawan minimarket saya berusaha kabur tapi ketangkap. Ngambilnya asal-asalan aja, apa saja yang bisa diambil," tuturnya.
Baca Juga: Berdalih Menolong, Duo Bandit Colong HP Wanita Korban Kecelakaan di Tangerang
Beruntung, pihak Polsek Jatiuwung segera datang dan mengamankannya untuk menghindari aksi massa yang makin brutal.
"Jadi pengamen sudah dari kecil, tapi sempat kerja di tempat rental PS dan jaga warung. Tapi akhirnya ngamen lagi, terus Minggu kemarin kan hujan mulu tuh, jadi kepepet (mencuri)," ungkapnya
Menurutnya, ibunya mulai depresi setelah bercerai dengan sang ayah beberapa tahun silam. Setiap hari, lanjut NS, ibunya selalu mengomel dan melantur.
"Orangtua sakit pikiran, sudah 4-5 tahunan. Sakitnya setelah pisah sama bapak," bebernya.
SuaraJakarta.id—grup Suara.com—pun mendatangi kediaman NS yang ditinggali oleh empat saudara dan ibunya yang depresi. Mereka tinggal di sebuah kontrakan tiga petak di Panunggangan Barat, Kota Tangerang.
Setiap bulan mereka harus mengeluarkan uang Rp 550 ribu untuk membayar kontrakan. NS dan kedua kakaknya patungan untuk membayar sewa kontrakan, di samping harus memenuhi kebutuhan harian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Buruan! 10 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis, Langsung Cair ke Akun DANA Kamu
-
Mayor Teddy Turun Tangan! Program Makan Gratis Prabowo Kini Sasar Kelompok Kunci 3B
-
Bank Mandiri dan KAI Group Resmikan Implementasi QRIS Tap di Transportasi Publik: Makin Praktis!
-
Dasco Langsung Eksekusi: Layanan Jantung BPJS di Tangerang Tembus Usai Satu Panggilan Telepon
-
7 Tren Sneakers yang Nilainya Turun di Akhir 2025, Solusi untuk Kamu yang Ingin Jual