Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 15 April 2022 | 08:05 WIB
Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah membaca Al Quran dengan mushaf braile. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Capaian itu membuatnya semakin bersemangat menghafal Al Quran meski dari mushaf Al Quran braile.

Zaenal kini bersyukur dirinya menjadi tunanetra yang dijadikan motivasi utama untuk menghafal Al Quran.

"Saya berusaha buat belajar di sini. Alhamdulillah sekarang sudah hafal 5 juz. Sebelum masuk sini juz 30 aja saya enggak hafal. Sekarang 5 juz Alhamdulillah, dari juzz 30, 1, 2, 3 dan 4. Sekarang Alhamdulillah udah masuk juz kelima," ucapnya seraya bersyukur.

"Ada rasa senang, bahagia. Ternyata nggak sia-sia, mungkin ini sudah takdir Allah saya harus bisa menghafal Al Quran. Mungkin kalau saya masih bisa melihat enggak tahu gimana di luar sana, juz 30 aja belum tentu hafal. Saya mengambil hikmahnya sekarang bersyukur banget saya di sini bisa menghafal, mungkin ini rencana Allah yang ditakdirkan buat saya," sambungnya sambil tersenyum.

Baca Juga: Tadarus Ramadhan, Cerita Tunanetra Baca Al Quran di Ponpes ABK KH Ahmad Dahlan

Melek Teknologi

Meski tunanetra, Zaenal tetap melek dengan teknologi. Tak mudah memang, karena dia butuh waktu beradaptasi menghafal setiap posisi huruf pada keyboard dibantu dengan aplikasi scan reader.

Selain mampu menjadi tahfidz Quran, Zaenal juga kini terbiasa mengoperasikan laptop dan HP.

Zaenal Abidin, santri tunanetra di Pesantren Raudlatul Makfufin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tengah mengoperasikan laptop. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Sesekali, Zaenal bahkan masih bisa bertukar kabar dengan teman-temannya. Bahkan, setiap hari Zaenal mengoperasikan laptop miliknya.

Kisah Zaenal—santri tunanetra—tentu bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita yang masih dapat melihat jelas dengan mata normal. Motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin bertakwa seraya bersyukur.

Baca Juga: Mengintip Proses Pembuatan Al-Quran Akbar di Wonosobo, Ditulis Manual Hingga Tahunan, Begini Kisahnya

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More