Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 24 Mei 2022 | 21:30 WIB
Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Monoarfa sepakat membangun Koalisi Indonesia Bersatu menjelang Pemilu 2024 mendatang di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022) malam. [Suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

SuaraJakarta.id - Sekjen DPP PPP Arwani Thomafi menyebutkan setidaknya ada tiga alasan partainya membentuk Koalisi Indonesia Bersatu dengan Golkar dan PAN.

Tujuan dari koalisi tersebut salah satunya terkait presidential threshold.

"Pilpres ada syarat ketentuan 20 persen. Karena itu cepat atau lambat seperti PAN dan PPP mau nggak mau harus membangun koalisi," kata dia, Selasa (24/5/2022).

Alasan ambang batas 20 persen tersebut, kata dia, menjadi hal pertama yang mengharuskan PPP membangun koalisi untuk Pilpres 2024.

Baca Juga: Dave Akbarshah Ungkap, PKB Bisa Gabung Koalisi : Asal Tak Langsung Minta Syarat Macam-macam

Kedua, menurut dia, PPP membangun kerja sama politik menuju koalisi karena melihat bahwa Pemilu 2024 menjadi momentum penting dan strategis untuk mempertegas komitmen partai-partai menjadikan ajang kontestasi pada 2024 sebagai menguatkan persatuan nasional.

"Kita menutup celah terbukanya perpecahan di antara anak bangsa, kita ingin pada 2024 menjadi perwajahan Pemilu di era digital sekarang ini menjadi pemilu yang luar biasa nyaman, pemilu yang benar-benar menggambarkan sebagai pesta rakyat," ucapnya

Ketiga, kata dia, adalah keinginan partai politik yang dipimpinnya untuk lebih punya strategi pemenangan yang siap secara lebih awal.

"Oleh karena itu, setidaknya bagi kami tiga hal itu yang mendorong untuk membentuk satu kerja sama politik yang mengarah pada koalisi pengusungan capres dan cawapres pada tahun ini," ujarnya.

Di lain pihak, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno mengatakan partainya ikut dalam koalisi tersebut karena buah pemikiran untuk menyuguhkan pesta demokrasi yang aman damai, tidak terpecah belah, dan terhindar dari politik identitas seperti yang terjadi pada 2019.

Baca Juga: Ajak Masuk Partai, Demokrat Jakarta Siap Usung Anies - AHY Maju di Pilpres 2024

"Pada Pemilu 2019 menjadi pertarungan ideologis, jadi politiknya adalah politik identitas. Sekarang yang kita inginkan politik gagasan, jangan lagi ada politik identitas," ujarnya. [Antara]

Load More