Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Jum'at, 10 Juni 2022 | 19:43 WIB
Publik, terutama warga Minangkabau, digegerkan oleh beredarnya foto menu nasi babi yang dijual di gerai rumah makan padang Babiambo di Kelapa Gading, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Menu andalannya adalah rendang babi. [Instagram]

SuaraJakarta.id - Sergio, pemilik restoran online Babiambo, mengklarifikasi terkait menu rending babi dagangannya yang viral dan mendapat kecaman dari pengguna media sosial.

Kepada wartawan Sergio mengatakan, bahwa usahanya tersebut sudah tidak beroperasi sejak 2020. Bahkan hanya bertahan selama kurang lebih tiga bulan.

"Sudah lama sejak tahun 2020. Hanya sekitar tiga bulan, bahkan harusnya lebih kurang sih," kata Sergio saat ditemui wartawan di kediamannya di Jakarta Utara, Jumat (10/6/2022).

Karenanya Sergio juga mengaku bingung, mengapa usahanya tersebut menjadi viral. Padahal usaha Babiambo miliknya sudah tidak berjualan lagi sejak dua tahun lalu.

Baca Juga: BM3 Medan soal Restoran Padang Jual Rendang Babi: Ini Penghinaan, Harus Diproses Hukum

Di samping itu dia juga menjelaskan bahwa usahanya bukan rumah makan berbentuk fisik, seperti rumah makan atau restoran Padang pada umumnya.

Dia mengelola usahanya di kediamannya yang merupakan rumah tinggal, serta di pasarkan di aplikasi ojek online.

Sergio juga menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan tidak bermaksud untuk menghina atau melecehkan budaya masyarakat Minang.

Sergio, pemilik restoran Babiambo minta maaf gegara bikin gaduh jual menu rendang babi. (Suara.com/Yaumal)

"Saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya. Pertama buat pihak-pihak yang merasa tersinggung karena ini, soalnya benar-benar enggak ada maksud untuk menyinggung," kata Sergio.

Dia juga tidak menyangka usahanya tersebut akan viral dan menjadi kontroversi.

Baca Juga: Ngaku Suka Masakan Padang, Pemilik Babiambo Minta Maaf Bikin Gaduh Jual Rendang Babi: Saya Menyesal Banget!

"Karena keterbatasan knowledge kita juga. Kalau ternyata ini akan menyinggung ke arah sana, saya menyesal banget. Kalau tahu dari awal bakal begini tidak akan kita lakuin," ujarnya.

Di samping itu, pemilihan nama Babiambo, kata Sergio, untuk memudahkan konsumen mengetahui menu di usaha daringnya merupakan makanan non halal.

"Karena kita enggak mau nanti ada orang yang makan enggak tahu ada mengandung babinya. Jadinya kita mau menu harus secara eksklusif ditulis ada babinya," tulis Sergio.

"Dan kenapa Padang, kami kepikiran saja idenya, gimana caranya menyampaikan ke publik bahwa ini tuh sesuatu yang mereka biasa makan di suasana Padang. Masakan-masakan seperti gulai, bakar atau rendang yang bisa didesain secara dari istilah semua orang paham, ketika denger Padang diasosiasikan dengan rendang, gulai dan lain-lain, hanya untuk publikasi sebenarnya," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, jagat media sosial sempat digegerkan oleh beredarnya foto menu nasi babi yang dijual disebut sebuah gerai restoran Padang bernama Babiambo.

Publik, terutama warga Minangkabau, digegerkan oleh beredarnya foto menu nasi babi yang dijual di gerai Babiambo di Kelapa Gading, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Menu andalannya adalah rendang babi. [Instagram]

Banyak kalangan menilai menjual aneka olahan daging babi di rumah makan Padang adalah bentuk penghinaan. Rumah makan Padang lazimnya tidak menjual lauk berbahan dasar daging babi.

Restoran online Babiambo menjual sejumlah menu olahan daging babi. Di antaranya rams spesial Babiambo yang terdiri dari nasi putih, babi gulai, babi rendang, sayung singkong dan sambal. Menu itu dihargai Rp 48 ribu seporsi.

Ada pula menu nasi babi bakar yang dihargai Rp 36 ribu. Selain itu, ada nasi babi rendang yang dijual seharga Rp 40 ribu.

Load More