Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Yosea Arga Pramudita
Rabu, 03 Agustus 2022 | 14:30 WIB
Kondisi paket bansos presiden di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (31/7/2022). [ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha]

SuaraJakarta.id - Pihak ekspedisi JNE buka suara soal temuan paket bantuan sosial (bansos) Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah lahan tak jauh dari gudang mereka di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. JNE menegaskan, beras yang terpendam di lahan itu bukan merupakan paket bansos.

Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum JNE, Anthony Djono di lokasi, Rabu (3/8/2022). Dalam keterangannya, dia menegaskan jika beras itu milik JNE yang sudah dalam kondisi rusak.

"Beras yang hari ini saudara lihat dikubur, itu bukan beras bansos. Itu adalah beras milik JNE. Kenapa dikubur? Karena beras itu sudah rusak," kata Anthony.

Anthony mengatakan, beras tersebut rusak karena kehujanan saat dalam perjalanan usai diambil dari gudang Bulog. Akibatnya, beras tersebut berjamur dan tak layak dikonsumsi.

Baca Juga: Ada Beras Bansos Presiden Ditimbun di Depok, DNR Mengaku Tak Terlibat

"Setelah beras dari gudang Bulog diambil, dalam perjalanan ada yang kena hujan. Sehingga itu biasa lah basah, ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi," jelas dia.

Anthony mengatakan, pihaknya mempunyai bukti berupa dokumen terkait paket sembako tersebut.

Hal tersebut akan disampaikan secara gamblang dalam konferensi pers yang akan berlangsung esok hari, Kamis (4/8/2022) di kawasan Pluit, Jakarta Utara.

"Kami punya semua dokumen bukti. Jadi pagi ini kita hanya sampaikan inti pokoknya saja. Teknis besok kami akan jelaskan," sambungnya.

Anthony menambahkan, beras dalam kondisi rusak itu tidak mungkin lagi disalurkan ke masyarakat. Kata dia, JNE juga telah mengganti seluruh paket beras yang rusak tersebut.

Baca Juga: Bantah Klaim JNE Kubur Bansos Jokowi karena Rusak, Pemilik Lahan di Depok: Beras Masih Layak Dimakan

"Transporter kami bertanggung jawab, kami ganti semua beras yang rusak. Ada nggak penerima manfaat yang komplain? Sampai hari ini tidak ada. Kami sudah ganti semua. Jadi tidak ada kerugian sedikitpun."

Pada hari ini, Subdit Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya melakukan pengecekan ke lokasi.

Pantauan Suara.com, terlihat Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis dan Kapolres Metro Depok, Kombes Imran Edwin Siregar hadir di lokasi sekitar pukul 09.30 WIB.

Tidak hanya itu, terlihat pula pihak lain seperti Kementerian Sosial, JNE, hingga pemilik lahan bernama Rudi Samin berada di lokasi.

Masih terlihat garis polisi membentang tak jauh dari lubang yang digali sebagai tempat pemendaman paket bansos.

Kuasa Hukum JNE Anthony Djono di lokasi temuan bansos di Depok, Rabu (3/8/2022). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

Petugas juga terlihat membuka terpal yang berada di dekat garis polisi untuk melihat kondisi beras yang ada.

Namun, polisi belum bisa memastikan apakah beras yang dipendam itu karena rusak atau tidak.

"Permasalahannya adalah, itu adalah beras penimbunan atau beras rusak, dan lain sebagainya, itu kami masih melakukan proses penyelidikan. Jadi saya belum bisa menyampaikan beras itu beras apa. Nanti mungkin update hasil penyelidikan akan kami sampaikan," kata Auliansyah.

Auliansyah mengatakan, ada sebanyak 3,4 ton beras yang terpendam di lokasi tersebut. Data itu didapat polisi dari pihak JNE.

"Hasil sementara yang kami dapat dari keterangan JNE, itu 3,4 ton," sambungnya.

Auliansyah belum bisa memastikan apakah ada barang lain selain beras yang terpendam di lahan tersebut. Kekinian, pihaknya tengah memintai keterangan ahli guna memastikan hal tersebut.

"Kami juga akan meminta ahli supaya tidak ada permasalahan yang timbul di kemudian hari. Apakah itu hanya beras, atau ada yang lain, saya belum bisa jawab sekarang," ucap dia.

Load More