Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Faqih Fathurrahman
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 16:25 WIB
Sejumlah petugas mengamati tembok roboh akibat banjir di MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu, Jakarta, Jumat (7/10/2022). [ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym].

SuaraJakarta.id - Warga sekitar lokasi tembok roboh MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu, Jakarta Selatan, mengaku mendengar suara dentuman saat peristiwa pilu itu terjadi Kamis (6/10/2022) lalu.

Zainal (37) mengatakan, saat itu hujan mulai turun sekitar pukul 13.30 WIB. Sekolah MTsN 19 Jakarta dikenal kerap jadi langganan banjir.

Sebelum tragedi tembok roboh itu terjadi, kata Zainal, air sudah mulai menggenani lingkungan sekitar sekolah.

Selang sekira sejam kemudian, Zainal mengaku dikagetkan dengan suara dentuman. Ia mengira awalnya terjadi gempa bumi.

Baca Juga: Menteri Nadiem Bungkam Usai Cek TKP Tembok Roboh MTsN 19 Jakarta yang Telan 3 Korban Jiwa

"Saya keluar, takut roboh ini bangunan. Terus gak lama ada warga yang bilang kalau tembok sekolah roboh," katanya saat ditemui di lokasi, Jumat (7/10/2022).

Zainal yang berprofesi sebagai tukang cukur rambut langsung menutup kiosnya saat mendegar teriakan warga. Ia bergegas menolong para korban yang tertimpa reruntuhan.

"Itu gak lama air langsung masuk, kira-kira ketinggian sedada orang dewasa," ungkap Zainal.

Rekan seprofesi Zainal, Ferry mengatakan dengan alat seadanya, warga berupaya menolong korban yang terhimpit reruntuhan.

"Warga langsung coba tolong korban. Belom ada petuvas. Kita warga-warga aja," ungkapnya.

Baca Juga: Banjir Jakarta Telan Korban Jiwa, Politisi PDIP: Masih Mau Bilang Anies Gubernur Berhasil?

Ferry menuturkan, korban meninggal dunia lantaran terhimpit runtuhan tembom dan terendam air bah.

"Kan habis tembok roboh, air masuk. Jadi sudah ketiban terus kerendam," pungkasnya.

Ferry, warga sekitar lokasi tragedi tembok roboh MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu, Jakarta Selatan, saat ditemui Jumat (7/10/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Dugaan Penyebab Tembok Roboh

Sebelumnya, diketahui tiga orang meninggal dunia disebabkan tembok yang roboh akibat luapan air yang kemudian menyebabkan banjir di sekolah MTsN 19 Jakarta, Kamis siang.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji mengemukakan, penyebab tembok pembatas gedung itu ambruk diduga karena kehilangan kemampuan menahan volume air dari luar sekolah.

Hal itu berdasarkan hasil kaji cepat sementara BPBD DKI terkait penyebab tembok pembatas sekolah roboh hingga menimpa siswa yang sedang bermain di area taman sekolah tersebut.

"Karena tembok tidak mampu menahan luapan air yang terus naik oleh hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB," ujar Isnawa saat menjenguk korban meninggal dunia maupun luka-luka di RS Prikasih, Jakarta Selatan, Kamis (6/10) malam.

Sejumlah petugas Pemadam kebakaran dan BPBD DKI Jakarta melakukan penyisiran untuk mencari korban robohnya tembok sekolah di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Dalam peristiwa tersebut tiga orang pelajar MtsN 19 meninggal dunia tertimpa tembok. [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]/YU

Isnawa mengungkapkan, faktor lain yang diduga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi kejadian adalah karena buruknya sistem drainase sehingga menyebabkan air gorong-gorong meluap.

Di samping itu, posisi sekolah juga berada di dataran rendah yang di sekitarnya terdapat saluran penghubung (PHB) Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai.

Tiga korban meninggal dunia karena insiden tembok ambruk di MTsN 19 adalah anak laki-laki yang baru berusia sekitar 13 tahun.

"Ketiga korban meninggal dunia Dicka Safa Ghifari, Muhammad Adnan Efendi dan Dendis Al Latif masih berusia 13 tahun," ujar Isnawa.

Isnawa mengatakan, untuk proses pemakaman semua korban meninggal dunia ditangani oleh pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Jakarta Selatan.

Sedangkan korban luka-luka sudah bisa dipulangkan, namun ada satu siswa atas nama Adisya Daffa Allutfi mengalami patah tulang lengan kiri bawah, wajib memeriksakan kesehatan.

Load More