Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Muhammad Yasir
Selasa, 18 Oktober 2022 | 15:05 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan, Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu, saat mengikuti sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Pengacara Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Ronny Talapessy membantah kliennya menerima uang Rp 1 miliar dari Ferdy Sambo usai mengeksekusi Brigadri J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Ronny memastikan uang sebesar Rp 1 miliar tidak pernah diberikan Ferdy Sambo kepada Bharada E. Melainkan hanya disodorkan dan dijanjikan seusai peristiwa penembakan terjadi.

"Tidak pernah diterima (uang), itu dijanjikan," kata Ronny usai sidang perdana Bharada E dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).

Ronny juga menegaskan bahwa motif penembakan Brigadir J yang dilakukan Bharada E atas perintah Ferdy Sambo. Bukan karena uang, melainkan adanya relakas kuasa yang kuat.

Baca Juga: Sidang Perdana Bharada E yang Tembak Mati Brigadir J: Saya Tidak Bisa Tolak Perintah Jenderal

"Ada yang namanya relasi kuasa. Bayangkan saja Bharada tingkat dua berhadapan dengan jenderal. Tadi teman-teman sudah liat adik kita ini menyampaikan permohonan maaf, ya disitu disampaikan, ini tulisan tangan langsung dari Bharada E," katanya.

Terdakwa kasus pembunuhan berencana Richard Eliezer saat menghadiri sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Minta Maaf dan Penyesalan

Bharada E Eliezer sempat menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa kepada keluarga Brigadir J sesuai menjalani persidangan. Dia berharap permohonan maaf tersebut dapat diterima.

"Mohon izin sekali lagi saya menyampaikan turut berbelangsungkawa yang sedalam-dalamnya untuk kejadiannya yang telah menimpa almarhum Bang Yos. Saya berdoa semoga almarhum Bang Yos diterima di sisi Tuhan. Dan untuk keluarga almarhum Bang Yos, Bapak - Ibu, Reza, serta seluruh keluarga besar Bang Yos, saya memohon maaf," tutur Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (18/10/2022).

Selain menyampaikan permohonan maaf, Eliezer juga menyampaikan penyesalannya. Dia mengklaim tak bisa menolak perintah Ferdy Sambo untuk mengeksekusi Yosua karena statusnya sebagai anggota berpangkat jauh lebih rendah dari atasan tersebut.

Baca Juga: Teddy Minahasa Ditangkap, Pengamat Singgung Ada Persaingan Geng Ferdy Sambo

"Saya sangat menyesali perbuatan saya, namun saya ingin menyatakan bahwa saya hanyalah seorang anggota yang tidak memiliki kemampuan untuk menolak perintah dari seorang jenderal," jelasnya.

Tak Ajukan Eksepsi

Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E melalui kuasa hukumnya, Ronny Talapessy, menyatakan tidak mengajukan eksepsi atas surat dakwaan yang dibacakan oleh jaksa penuntut umum (JPU) dan menyatakan surat dakwaan sudah cermat dan tepat.

"Pendapat kami terkait dakwaan yang disampaikan tim JPU ada beberapa catatan, tetapi dakwaannya kami melihat sudah cermat dan tepat. Kami akan sampaikan di pembuktian dan kami tidak ajukan eksepsi," kata Ronny Talapessy di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022).

Bharada E didakwa primer Pasal 340 KUHPidana juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHPidana dan subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHPidana.

Load More