Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 28 November 2022 | 20:53 WIB
Seorang pejalan kaki melintas di depan jenama Rumah Sehat untuk Jakarta di depan RSUD Tarakan, Cideng, Jakarta, Kamis (4/8/2022). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

"Memang timbul perbincangna yang hangat di tengah-tengah masyarakat bahkan pro kontra ketika digulirkan mengenai rumah sehat," ucapnya.

Ia pun menilai sebenarnya yang perlu dilakukan bukanlah sekadar memberikan istilah baru, melainkan melakukan upaya peningkatan layanan kesehatan. Hal ini disebutnya menjadi yang paling penting dan dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

"Apa si yang penting bagi Dinkes? Persoalan pelayanan. Itulah yang jadi gugatan dari wong cilik, kaum dhuafa selama ini. Apa sih prinsip-prinsip pelayanan publik baik itu? Mudah diakses, terbuka, sederhana, tidak berbelit-belit," jelasnya.

Politisi PDIP ini pun mencontohkan kebijakan pembuatan Puskesmas yang bertujuan lebih optimal karena mampu menjangkau segala lapisan masyarakat dan melakukan tindakan preventif. Sebaliknya, penjenamaan Rumah Sehat ini justru tak memberikan dampak besar bagi pelayanan rumah sakit di Jakarta.

Baca Juga: Wacana Jakarta Tanpa Wali Kota dan Bupati Usai Ibu Kota Pindah, Legislator: Pelayanan Warga Akan Tersendat

"Tiba-tiba kita bangun (rumah sehat) makanya saya pikir ini hanya perubahan artificial yang nggak sampai ke intinya, tapi sampai ke kulitnya doang," pungkasnya.

Load More