SuaraJakarta.id - PT Pos Indonesia (Persero) berkomitmen melakukan transformasi digital melalui berbagai inovasi. Menyongsong 2024, Pos Indonesia sudah mempersiapkan aktivitas kerja yang terdigitalisasi pada banyak lini kerja Pos Indonesia, khususnya dalam penyaluran bantuan sosial (bansos).
Pentingnya penyempurnaan tools berbasis digital, Pos Indonesia helat pertemuan dengan para kepala kantor cabang Pos Indonesia dari semua daerah.
Jadilah kegiatan bertajuk Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penyaluran Bansos PT Pos Indonesia (Persero) digelar, dengan muatan utama ‘Digitalisasi untuk Upaya Peningkatan Tata Kelola Penyaluran Bansos’, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (26/5/2023).
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris, menjelaskan Pos Indonesia harus senantiasa memikirkan cara-cara baru untuk bisa melampaui target pendapatan.
“Kita tumbuhkan keyakinan bahwa Pos Indonesia layak dipilih untuk menyalurkan bansos. Penyaluran bansos di Pos Indonesia dimulai sejak 2006, dan 2017 berakhir. Tahun 2020 kembali menyalurkan bansos bantuan covid-19, disusul 2021 berupa bansos BBM. Lalu rutin menyalurkan BPNT (program Sembako) dan PKH,” kata Haris.
Saat ini, kata Haris, Bank Indonesia (BI) membuat kebijakan digitalisasi bansos. Pos Indonesia telah menyiapkan tiga metode untuk menghadapi program BI tentang digitalisasi penyaluran bansos. Tiga metode tersebut yaitu menggunakan QRIS Pospay, USSD/SMS, dan voucher digital.
“Jika KPM (Keluarga Penerima Manfaat) punya smartphone, kita tawarkan pakai QRIS Pospay. Kalau penerima bansos hanya punya fitur phone, kita siapkan menggunakan SMS. Kalau misalnya penerima bansos tidak punya ponsel, kita siapkan voucher digital. Jadi saat nanti BI menerapkan itu (digitalisasi mekanis mepembayaran), kita sudah siapkan. Pos Indonesia telah mengikut uji coba di USSD. Pada Juni 2022, kita dinyatakan berhasil atas uji coba tersebut dan diminta mengajukan izin untuk penyebaran yang lebih luas,” ujar Haris.
Pos Indonesia serius menjalankan tugas dari pemerintah khususnya dalam penyaluran bansos.
“Saat ini kita masih punya PR terkait kualitas foto rumah KPM dan geotagging yang masih rendah. Sampai kemarin ada 3 juta KPM yang di-delete karena melihat foto rumahnya ini, mereka tidak berhak menerima tap ijadi menerima bansos. Kemudian soal kualitas foto KPM, data gagal bayar masih rendah. Kita harus mengalokasikan sumber daya kita untuk fokus di sini,” katanya.
Baca Juga: Dirjen Rehsos Sebut HLUN Diambil dari Peristiwa Ketokohan Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat
Lebih lanjut Haris memaparkan Pos Indonesia mesti menerapkan sejumlah sikap terkait bisnis penyaluran dana (fund distribution), sebagai berikut:
Bisnis fund distribution merupakan bisnis yang serius digarap Pos Indonesia.
- Berapapun jumlah KPM yang jadi tugas Pos Indonesia utnutk disalurkan, harus dikerjakan dengan cepat dan sungguh-sungguh. Terlebih Pos Indonesia sudah punya pengalaman sejak 2020.
- Penerima bantuan diperlakukan sebagai pelanggan, sebagai raja. Berlakukan budaya cross selling.
- Pemberlakuan sanksi. Kasus yang dilakukan teman-teman berdampak terhadap citra kita dan pemberi kerja, yaitu Kemensos.
- Penyaluran dilakukan dengan kualitas yang dapat dibanggakan.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi, dalam paparannya menjelaskan pentingnya melakukan perubahan. Jika tidak mau berubah bertransformasi digital, Pos Indonesia tentu tidak akan sampai pada pencapaian besar seperti saat ini.
“Yang tetap jadi concern adalah perubahan. Kita harus waspada terhadap perubahan, amati, cermati, dan perhatikan baik-baik,” kata Faizal.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Business Development dan Portofolio Management PT Pos Indonesia (Persero) Prasabri Pesti, menjelaskan bahwapada 2024, akan banyak sekali inovasi yang dilakukan.
“Pertama, Financial Supply Chain Management (FSCM). Kedua, Tabungan Pos masih dalam kajian untuk regulatory, bisnis, dan teknologi. Kalau Tabungan Posakan mendapat PSO juga dari Kominfo, karena ini bagian dari finansial inklusi maka akan kita ambil,” kata Prasabri.
Berita Terkait
-
Gabungkan Aplikasi Pospay dan PosAja, Pos Indonesia Launching Super App Pospay
-
Cek Fakta: Mensos Risma Seret Nama Jokowi Dalam Kasus Korupsi Bansos, Benarkah?
-
Dugaan Korupsi Bansos PKH, KPK Geledah Rumah Mantan Dirut PT Transportasi Jakarta
-
Geledah Rumah dan Apartemen Eks Dirut TransJakarta Kuncoro Wibowo, KPK Sita Dokumen Kasus Bansos Kemensos
-
Hadiri Puncak HLUN ke-27, Mensos: Hormati dan Rawat Para Lansia
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
Terkini
-
Titik Rawan Jakarta Barat Dijaga Ketat! Polres Kerahkan Personel Gabungan
-
Misteri Nama Baru Halte Senen Sentral: Mengapa "Jaga Jakarta"? Ini Kata Pemprov
-
Rahasia Kepulauan Seribu: Kenapa Jadi Primadona Libur Warga Jakarta?
-
Polisi Tetapkan Sembilan Tersangka Perusakan Polsek dan Polres Jakarta Timur
-
Dulu Tak Layak, Puluhan Rumah di Tangerang yang Dibedah Bikin Warga Semringah