SuaraJakarta.id - Provinsi Riau merupakan salah satu sentra produsen sawit dengan lahan perkebunan terluas di Indonesia, sehingga dukungan dan persepsi positif masyarakat Riau kepada sawit sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perkebunan sawit di daerah ini.
Namun sangat disayangkan, pada 2021, terdapat kampanye negatif terselubung soal sawit dalam materi ujian Sekolah Dasar di Kabupaten Kampar Riau. Bahkan tidak hanya itu, peserta didik di Provinsi Riau, yang notabene sudah hidup berdampingan dengan perkebunan kelapa sawit, ternyata masih memiliki pengetahuan yang minim tentang manfaat kelapa sawit baik dari aspek ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Mengingat kenyataan bahwa isu negatif sawit di sekolah-sekolah juga muncul di daerah yang memiliki perkebunan sawit dan untuk mencapai tujuan promosi sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau menyelenggarakan kegiatan Palm Oil EduTalk “Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit” & Sawit @School: Sawit Sahabat Siswa, pada 25 - 27 Juni 2023, di Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru, Riau.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 350 guru dan siswa dari 12 kabupaten/kota se-Riau yang berlangsung secara hybrid.
“Semua tanaman itu punya akses untuk menyerap air. Ayo insan-insan Pendidikan sawit, jangan hanya terima begitu saja kampanye hitam itu berlangsung. Jangan hanya kita menerima hasil penelitian yang sudah ada dari mereka, kita juga lakukan penelitian sebagai referensi lainnya,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Ir. Zulfadli dalam sambutannya.
Zulfadli menambahkan, Provinsi Riau merupakan kiblat sektor sawit Indonesia, lantaran 20 persen populasi sawit Indonesia, atau sekitar 3,38 juta hektare ada di Riau dan dari 48 juta ton CPO yang dihasilkan Indonesia, sebanyak 9 juta ton berasal dari Riau. Tidak hanya itu, terdapat sekitar 285 PKS dan sekitar 272 kebun besar dan kebun kecil di Riau.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PGRI Provinsi Riau Dr. Muhammad Syafii S.Pd., M.Pd mengatakan, “Guru mempunyai leading sector untuk image building pola pikir siswa untuk memperkuat sektor perkebunan kelapa sawit, agar tidak ada lagi soal-soal evaluasi di sekolah yang ditanyakan dan dijawab bahwa sawit boros air."
Lebih lanjut disampaikan Syafii, tak dapat dipungkiri, memang ada perang bisnis terkait sektor sawit di Uni Eropa atau wilayah lainnya, namun karena Provinsi Riau merupakan sentra produsen sawit utama di Indonesia, seharusnya semua masyarakat, termasuk guru-guru berkontribusi lebih besar untuk menjaga sektor sawit ini.
Bahkan Syafii mengatakan bahwa di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau terdapat SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia yang merupakan satu-satunya sekolah vokasi kelapa sawit tingkat SMK di Indonesia.
Baca Juga: Gubernur Syamsuar Terima Kunjungan Dubes Swiss, Bahas tentang Sawit
Hadir sebagai narasumber, Head of Corporate Communication Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling memaparkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa minyak sawit menjadi pilihan yang lebih baik, diantaranya (1) Memiliki hasil terbaik dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya; (2) Menggunakan lebih sedikit pestisida dan pupuk; (3) Menghasilkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan komoditas lain yaitu 1,3 kali lebih banyak dari tanaman Karet dan 10,3 kali lebih banyak dari padi; (4) Membutuhkan lebih sedikit lahan untuk menghasilkan minyak setiap ton nya; membuka lapangan pekerjaan sebanyak 1,2 juta lapangan kerja (meningkat 170%) di tahun 2000-2015; (5) Tanaman tahunan dengan produktivitas yang stabil sepanjang tahun berdampak pada pendapatan yang stabil untuk para petani swadaya; (6) Minyak alami (non-transgenik), padat atau cair, tanpa hidrogenasi atau lemak trans; (7) Manfaat diet yang kaya Vitamin E dan karoten (Pro-Vitamin A), cocok untuk vegan (pengganti susu), kaya akan sumber asam lemak rantai menengah dan pendek.
Lebih lanjut dijelaskan Wulan, terhadap pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), minyak sawit berperan pada SDG-1 (Tanpa Kemiskinan), SDG-2 (Tanpa Kelaparan), SDG-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG-4 (Pendidikan Berkualitas), SDG-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab), SDG-15 (Ekosistem Darat), dan SDG-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Sementara itu, CEO / Owner CV Rumah Tamadun, Hendra Dermawan menyampaikan, tidak hanya minyaknya saja yang dapat dimanfaatkan, ternyata limbah berupa lidi sawit juga dapat diolah menjadi produk bernilai guna dan bernilai ekonomi tinggi. Proses pengambilan lidi sawit tersebut dilakukan dengan cara menyerut tulang daun yang ada pada pelepah kelapa sawit. Menurut Hendra, dari lidi sawit sudah diproduksi tas, bakul nasi, piring, tempat buah, hingga tempat tisu.
Dalam kegiatan ini, sebagai upaya menyampaikan fakta objektif tentang kelapa sawit, BPDPKS juga menghadirkan narasumber dari praktisi kelapa sawit Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya yang mewakili Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana / Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS Kabul Wijayanto; Ketua Bidang Promosi dan Komunikasi APROBI Hera Meilyna; dan Bidang SDM dan Internasional APKASINDO Djono Albar Burhan. Tidak hanya pemaparan materi, dalam kegiatan ini juga dilakukan demo produksi lilin berbahan dasar minyak jelantah sawit yang dipaparkan oleh Finora Nongsih, UMKM Zatin House (UPPKA Sumber Rezeki).
Kegiatan Sawit @School dilaksanakan di SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia di Kabupaten Pelalawan, yang mana peserta kegiatan tidak hanya berasal dari SMK Kelapa Sawit Arsya Ganeeta Indonesia, tetapi juga SMA/SMK terdekat di Kab. Pelalawan. Kunjungan Sawit @School ini bertujuan untuk promosi sawit yang bentuk kegiatannya selain penyampaian fakta objektif sawit melalui Talkshow juga disertai dengan Pentas Seni dan Lomba Arransemen Lagu Sawit oleh Band SMA/SMK.
Berita Terkait
-
Harga Sawit Riau Naik Sepekan ke Depan, Berikut Rinciannya
-
Harga Referensi CPO Pada Juli 2023 Naik US$23,78, Melebihi Batas Ambang
-
Pemerintah Diminta Bentuk Lembaga Khusus Komoditas Kelapa Sawit Nasional
-
Bio Inti Agrindo Beberkan Rencanan Pengembangan Masyarakat Sekitar Perkebunan
-
Gubernur Syamsuar Terima Kunjungan Dubes Swiss, Bahas tentang Sawit
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
Terkini
-
Jangan Abaikan 5 Larangan Feng Shui Ini di Rumah Agar Energi Negatif Tak Masuk
-
Diskon Pajak BBM 50 Persen, Berapa Harga Pertralite di Jakarta Sekarang
-
Bukan Lagi Mimpi, Forbes Nobatkan 4 Kota Indonesia Jadi Surga Pensiun 2025: Siap-siap Nabung!
-
Mempelajari Kewajiban Bayar Royalti untuk Bisnis Non-Musik
-
Rekomendasi Facial Wash Tanpa Busa (No-Foam) yang Aman untuk Kulit Sensitif