Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Faqih Fathurrahman
Senin, 19 Februari 2024 | 13:45 WIB
Suasana JLNT Casablanca usai kecelakaan maut terjadi, Senin (19/2/2024). (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Seorang pemotor bernama Arifin Ilham tewas saat melintas di Jalan Layang Non-Tol atau JLNT Casablanca, Jakarta Selatan, pada Minggu (18/2/2024) kemarin. Sejatinya, kendaraan roda dua dilarang melintas di atas jalan layang yang menghubungkan antara Tanah Abang-Tebet ini.

Kendati demikian, tidak jarang ada saja pemotor yang nekat melintas di atas jembatan layang tersebut.

Kemacetan di wilayah Casablanca menjadi alasan mereka nekat untuk melanggar larangan tersebut.

Dari pantauan Suara.com pada Senin (19/2/2024) siang tidak ada satupun petugas dari kepolisian yang berjaga untuk melarang pengendaran roda dua untuk melintas.

Baca Juga: Tubuh Tergeletak di Aspal, Tiga Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Maut di Kemayoran

Berdasarkan pengakuan dari salah satu pedagang asongan di sekitar JLNT di sekitar Tanah Abang, Muhammad Kholili (32), petugas biasanya berjaga pada pukul 10-12 siang.

Selebihnya kondisi JLNT terlihat lengang tanpa petugas seakan memberi lampu hijau bagi para pemotor yang ingin melintas.

“Petugas paling jaga pas jam 10-12 siang, selebihnya gak ada,” katanya, kepada Suara.com di lokasi, Senin (19/2/2024).

Kholili juga mengatakan, biasanya petugas berjaga bukan di mulut jembatan atau akses awal JLNT, melainkan di tengah JLNT. Sehingga hal tersebut membuat para pemotor bekat melawan arah lantaran takut ditilang.

Senada dengan Kholili, Nano (51) mengatakan, petugas yang biasanya berjaga di tengah JLNT sebanyak dua orang mengendarai sebuah mobil patroli.

Baca Juga: Tidak Dijaga Petugas, Puluhan Pemotor Leluasa Melintas di JLNT Casablanca

Mereka terkesan ingin menjebak para pemotor yang sudah terlanjur melintas di atas JLNT.

“Jadi kaya jebakan Batman,” ucap Nano.

Nano sendiri, yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online sering melintas di atas JLNT Casablanca. Macet dan permintaan penumpang menjadi alasannya.

“Kadang kan macet, penumpang juga kadang malah minta buat lewar atas (JLNT) karena buru-buru,” katanya.

Nano juga sempat menceritakan pengalamannya mengemudi di atas JLNT Casablanca. Ia mengisahkan jika di atas sana, kondisi motornya tidak stabil akibat diterpa angin yang cukup kuat.

“Anginnya di atas kenceng. Jadi bikin motor gak stabil,” katanya lagi.

Nano mengaku, setalah mengetahui ada korban jiwa akibat melintas di JLNT Casablanca kemarin, dirinya merasa kapok dan tak berani kembali di atas JLNT.

“Kapok saya. Gak berani lagi. Taruhannya nyawa,” kata dia.

Load More