Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Faqih Fathurrahman
Senin, 29 April 2024 | 11:43 WIB
Ilustrasi Ruang Terbuka Hijau atau RTH di Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat diduga dijadikan tempat prostitusi.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, seharusnya PJ Gubernur Heru Budi Hartono segera turun tangan untuk menangani permasalahan RTH Tubagus Angke.

Pasalnya, prostitusi yang berada di pinggir jalan tersebut sudah berlangsung lama, namun belum juga tertangani.

Niwono menilai, perlu adanya teguran tegas pada pihak Wali Kota Jakarta Barat, yang menangani wilayah tersebut.

"Pj Gubernur harus segera menegur tegas Wali Kota hingga lurah yang membawahi lokasi RTH tersebut," kata Nirwono, saat dikonfirmasi, Senin (29/4/2024).

Hingga saat ini, lanjut Niwono, pemerintah kota belum bisa mengawasi wilayahnya secara baik dan benar.

"Berarti pengawasan dan pengelolaan RTH Tubagus Angke selama ini tidak dilakukan dengan baik dan benar," katanya.

Menurut dia, RTH yang diduga dijadikan tempat pelacuran tersebut sebaiknya ditutup untuk sementara.

Penutupan tersebut bertujuan agar pemerintah tingkat kota bisa menata kembali dan mengembalikan fungsi RTH sebagai paru-paru kota.

Selain penataan, lanjut Nirwono, pihak pemerintah kota perlu melakukan pengawasan.

"Dilengkapi CCTV dan penerangan taman yang memadai dan dijaga perugas keamanan taman, sehingga tidak ada lagi kegiatan negatif, termasuk tindakan kriminal maupun prostitusi," ujarnya.

Sebelumnya, Warga Grogol Petamburan digemparkan dengan banyaknya penemuan alat kontrasepsi atau kondom, di ruang terbuka hijau (RTH), pinggir aliran Kali Sekertaris, Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Diduga kondom tersebut berserakan, lantaran RTH tersebut digunakan sebagai tempat prostitusi.

Camat Grogol Petamburan, Agus Sulaeman mengatakan, pihaknya telah memerintahkan jajaran untuk menindaklanjuti.

"Barusan saya udah perintahkan ke Lurah untuk dilakukan yang pertama pembersihan dulu," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (26/4/2024).

"Mungkin iya, mungkin ada prostitusi liar lah ya, yang kayak begitu-begitu," tambahnya.

Agus melanjutkan, pihaknya bakal melakukan penertiban secara rutin di lokasi tersebut.

Ia mengaku, Agus telah melakukan penertiban. Namun selama ini penertiban tersebut belum maksimal.

"Kalau kegiatan rutin kita penertiban sudah rutin cuma kadang-kadang penertiban itu juga bocor, jadi gak efektif gitu. Memang penertibannya harus secara diam-diam," jelas Agus.

Ke depan, pihaknya bakal memaksimalkan razia. Bahkan pihaknya bakal menggandeng tiga pilar dalam melakukan razia.

"Kita akan rencanakan untuk penertiban yg lebih komprehensif dengan melibatkan unsur TNI Polri. Akan saya coba nanti dengan tingkat Wali Kota," imbuh dia.

Load More