SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta telah menindaklanjuti keluhan bau tak sedap dari warga di sekitar Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara. Sisa sampah yang ada di bunker RDF Rorotan itu kini telah diangkut semua.
Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswant mengatakan sampah yang ada di fasilitas pengolahan sampah itu dipindahkan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Diperkirakan ada 800 ton sisa sampah dan 600 ton produk olahan sampah yang diangkut.
“Pengerjaan pemindahan sampah ini meliputi sampah lama di bunker sebanyak 800 ton serta produk RDF di gudang produksi sekitar 600 ton. Harapannya, pengosongan bunker dan produk RDF tersebut dapat mengurangi bau,” ujar Asep kepada wartawan, Minggu (23/3/2025).
Asep menjelaskan, pengosongan bunker dilakukan menggunakan armada dump truck dan tronton yang ditutup terpal saat pengiriman.
Baca Juga: Warga Rorotan Menjerit Soal Bau Sampah RDF, Pramono Minta Maaf dan Janjikan Hal Ini
Cara itu dilakukan demi meminimalisir bau dan mencegah sampah maupun limbah cair yang dihasilkan dari tumpukan sampah alias air lindi tercecer di jalan.
Setelah beroperasi, dump truck dan tronton telah dicuci serta disemprot dengan penghilang bau sebelum keluar dari lokasi RDF.
Setelah sampah di bunker dipindahkan, seluruh fasilitas RDF Rorotan disterilisasi dan diberi pewangi tertentu untuk menghilangkan bau.
"RDF Rorotan kemudian akan ditutup sementara untuk menjalani perbaikan oleh kontraktor," jelasnya.
Tidak hanya itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berencana memasang alat pemantau kualitas udara di rumah-rumah warga yang berjarak 4–5 kilometer dari lokasi RDF. Akan dipasang juga deodorizer untuk menghilangkan bau serta menambah filter udara.
Baca Juga: Alasan Pemprov DKI Tak Beri Kompensasi Bau RDF Rorotan: "Ini Sampah Kita"
“Kami pastikan bahwa seluruh langkah yang kami lakukan selalu melibatkan masyarakat. Pemprov DKI akan terus hadir dan serius dalam mengupayakan penanganan yang cepat dengan memprioritaskan kesehatan dan kenyamanan warga,” pungkas Asep.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meminta uji coba pengoperasian fasilitas pengolahan sampah berteknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara dihentikan untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan setelah ramainya protes warga setempat karena bau yang keluar dari RDF.
Pramono mengatakan, bau yang keluar dari RDF karena masih adanya sejumlah peralatan yang belum beroperasi maksimal. Ia meminta perbaikan dilakukan dalam waktu satu pekan sebelum pengolahan alias commisioning dilaksanakan kembali.
"Jadi kontraktornya tadi menyampaikan dalam satu minggu ini mereka akan mempersiapkan, dan saya sudah meminta jangan komisioning kalau ini belum terpasang," ujar Pramono di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025).
Menambahkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan penghentian sementara operasional RDF Rorotan belum ditentukan sampai kapan. Pihak pengelola diberikan waktu satu pekan untuk memperkirakan kapan proses penyiapan RDF Rorotan akan rampung.
"Tadi pihak kontraktor menyampaikan bahwa dalam waktu satu minggu mereka akan melakukan penghitungan dulu. Jadi nanti akan keluar timeline kira-kira penundaannya sampai kapan. Jadi kita nunggu satu minggu ini," jelasnya.
Asep menyebut penghentian operasional RDF Rorotan sudah dilakukan sejak Senin lalu. Setidaknya, diperlukan dua peralatan untuk menghilangkan bau, yakni back filter dan deodorizer.
"Tidak ada operasi. Memang tidak ada operasi dari hari Senin kemarin itu tidak ada operasi lagi," ucapnya.
"Dan nanti kami baru akan operasikan setelah back filter maupun deodorizer tadi sudah terpasang dengan baik. Dan sudah kami yakinkan bahwa itu tidak lagi ada dampaknya (bau)," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Warga Rorotan Menjerit Soal Bau Sampah RDF, Pramono Minta Maaf dan Janjikan Hal Ini
-
Alasan Pemprov DKI Tak Beri Kompensasi Bau RDF Rorotan: "Ini Sampah Kita"
-
Aroma Tak Sedap RDF Rorotan Dikeluhkan Warga, Rano Karno Minta Maaf
-
Ajukan Revitalisasi TPST, Pemkab Kediri Fokus Tingkatkan Pengolahan Sampah
-
Contek Singapura, Pemprov DKI Mau Bikin Fasilitas Pengolahan Sampah Di Satu Pulau
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Tumbuhkan Ekonomi Inklusif, Bank Mandiri Bekali 70 Usahawan Kreatif Naik Kelas di Depok
-
5 Rekomendasi Warna Cat Dulux Untuk Ruang Tamu Agar Terlihat Mewah
-
UMKM MerapatKUR BCA 2025: Pinjaman Tanpa Agunan Hingga 500 Juta
-
Duel Abadi di Kamar Mandi: Sabun Cair vs Sabun Batangan, Mana Lebih Bagus?
-
Dorong Ekonomi Nasional, DJKI Targetkan Peningkatan Permohonan Paten dari Perguruan Tinggi