Muhammad Yunus
Selasa, 15 Juli 2025 | 21:45 WIB
Foto udara pemandangan di Kota Jakarta, Senin (18/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Saya mendorong konsep Fokkunding atau Forum Keluarga dan Komunitas sebagai pendekatan strategi berbasis budaya. Agar Jakarta sebagai kota global dan smart city tetap mengakar pada kebudayaannya," tutur mantan Anggota DPD RI ini.

Peran Generasi Muda dan Akademisi sebagai Subjek Pembangunan

Lalu, siapa yang akan menjadi motor penggerak visi ideal ini? Dieny Tjokro, diplomat sekaligus cucu Pahlawan Nasional M.H. Thamrin, menunjuk generasi muda.

Menurutnya, menanamkan rasa cinta dan bangga pada tanah air adalah prioritas.

"Dari rasa bangga itulah tumbuh rasa cinta yang kemudian dapat memunculkan sikap menjaga dan memajukan kota Jakarta. Generasi muda harus cerdas secara budaya dan memiliki kemampuan diplomasi," ujar Dieny.

Di sisi akademis, Christiana Chelsia Chan dari Perluni UAJ menegaskan pentingnya membangun kota berbasis ilmu pengetahuan.

Ia mendorong agar pengelolaan kota hingga level RT/RW harus berbasis riset dan ramah teknologi.

"Kami berharap adanya keterlibatan aktif akademisi sebagai subjek pembangunan dalam merancang program di Jakarta, yang tentunya didasarkan pada hasil riset," pungkas Chelsia.

Secara keseluruhan, seminar ini menyimpulkan bahwa jalan Jakarta menuju kota global yang sukses bukanlah jalan tunggal yang hanya dilapisi teknologi.

Baca Juga: Rekomendasi Bengkel Mobil Terbaik di Jakarta untuk Mobil Bekas

Justru, jalan itu harus diperkaya dengan kebijaksanaan sejarah, kehangatan budaya, rasa keadilan, dan partisipasi aktif dari seluruh warganya.

Load More