- Hasan Nasbi Dan Muhammad Qodari jadi sorotan
- Keduanya diidentifikasi orang dekat Jokowi
- Banyak yang berharap reshufle ini jadi ajang bersih-bersih orang di lingkaran Jokowi
“Jadi saya pakai judul Termul keluar, termul masuk itu istilah netizen.” Imbuhnya.
Keputusan Prabowo untuk tetap mempertahankan, bahkan mempromosikan, Qodari menimbulkan kekecewaan di sebagian kalangan.
Mereka berharap reshuffle kali ini akan menjadi momen untuk "membersihkan" kabinet dari individu-individu yang dianggap sebagai pendukung kuat rezim sebelumnya.
“Banyak sekali komentar soal Qodari ini, dan rata – rata mereka menyayangkan kenapa Pak Prabowo masih memakai orang seperti Qodari. Bahkan ini masih dipromosikan,” ucapnya.
“Terlihat sekali bahwa dari situ ini banyak sekali lo yang kecewa Pak Prabowo. Karena momen ini, publik banyak sekali yang menginginkan pada saat reshuffle harusnya dibersihkan orang – orangnya Pak Jokowi,” sambungnya.
Hersubeno kemudian memberikan konteks lebih lanjut mengenai profil kedua sosok tersebut.
Ia menerangkan bahwa Muhammad Qodari dikenal sebagai pendukung garis keras Jokowi, bahkan pernah mendukung gerakan tiga periode masa jabatan Jokowi.
“Qodari ini adalah pendukung garis keras Jokowi, bahkan dia juga salah satu pendukung gerakan 3 kali periode. Itu yang membuat orang banyak menanyakan validitas survey – surveynya karena memang dia sangat berpihak pada keluarga Jokowi,” terang Hersu.
Sementara itu, Hasan Nasbi digambarkan Hersubeno sebagai pendukung Jokowi yang lebih vokal dan kritis terhadap Prabowo di masa lalu.
Baca Juga: Apa itu Gerakan Non Blok Indonesia? Ditegaskan Prabowo Depan Presiden Putin
“Sementara Hasan Nasbi ini lebih dahsyat lagi, dia dikenal sebagai jokowers. Memang agak berbeda dengan Qodari, kalau Qodari tidak pernah nyinyir dengan Prabowo. Kalau yang ini Hasan Nasbi itu dikenal sangat nyinyir dengan Pak Prabowo waktu masih menjadi rivalnya Pak Jokowi,” terang Hersu.
Perombakan kabinet ini, dengan segala dinamika dan sorotan publiknya, mencerminkan kompleksitas transisi kekuasaan dan upaya Presiden Prabowo Subianto untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan politik dan tuntutan publik dalam membentuk tim pemerintahannya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Andrew Andhika Segera Nikah Lagi, Kantongi Restu Calon Mertua Meski Sempat Selingkuh
-
Muse Guncang Jakarta! 18 Tahun Penantian Terbayar Lunas dengan 'Hysteria' dan Pesta Rock Adrenalin
-
Alasan Netizen Kecewa dengan Reshuffle Prabowo: Ada Apa dengan Qodari dan Nasbi?
-
Tuduh Termul, Gus Nur Bandingkan Aturan Baru KPU Dengan Pelamar Kerja Bergaji UMR
-
Ngeri! Bus Transjakarta Hantam Bangunan di Cakung, Penumpang dan Warga Terluka