- Layanan BNPL memicu perilaku impulsif melalui sistem cicilan kecil dan promo, mendorong pengeluaran boros.
- Ilusi harga murah akibat cicilan ringan mengabaikan total biaya, serta penundaan rasa sakit membayar mempermudah pembelian.
- Pengguna sering salah mengartikan limit BNPL sebagai uang tambahan, menyebabkan penumpukan utang kecil yang memberatkan.
SuaraJakarta.id - Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau beli sekarang bayar nanti semakin akrab dalam kehidupan masyarakat. Mulai dari belanja online, pesan makanan, hingga membeli gadget, semua bisa dilakukan tanpa membayar penuh di awal. Kemudahan ini membuat BNPL terasa seperti solusi praktis, terutama bagi generasi muda. Namun, di balik kenyamanan tersebut, tersimpan jebakan psikologis yang sering tidak disadari.
Sejumlah pakar perilaku konsumen menilai BNPL bekerja bukan hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai pemicu perilaku impulsif. Sistem cicilan kecil, tenggat pembayaran yang terasa jauh, serta notifikasi promo membuat pengguna lebih mudah mengeluarkan uang. Tanpa kontrol yang baik, BNPL justru mendorong kebiasaan boros dan beban keuangan di kemudian hari.
Berikut lima jebakan psikologis di balik layanan beli sekarang bayar nanti yang sering membuat pengguna boros tanpa disadari.
1. Ilusi Harga Murah karena Cicilan Kecil
Saat melihat angka cicilan yang terlihat ringan, otak cenderung mengabaikan total harga barang. Fokus pada pembayaran bulanan membuat barang mahal terasa lebih terjangkau, padahal jumlah yang harus dibayar tetap besar.
2. Rasa Sakit Membayar yang Tertunda
Membayar di kemudian hari membuat rasa “kehilangan uang” tidak langsung terasa. Akibatnya, keputusan membeli menjadi lebih mudah dan kurang rasional karena dampaknya belum dirasakan saat itu juga.
3. Takut Kehilangan Promo atau Diskon
Banyak layanan BNPL memanfaatkan kata-kata seperti “flash sale” atau “promo terbatas”. Tekanan waktu ini memicu rasa takut ketinggalan, sehingga pengguna membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
4. Merasa Punya Uang Lebih dari Kenyataan
Limit BNPL sering disalahartikan sebagai uang tambahan. Padahal, limit tersebut adalah utang yang harus dibayar. Persepsi keliru ini membuat pengguna belanja melebihi kemampuan finansialnya.
5. Normalisasi Utang Kecil yang Menumpuk
Satu cicilan mungkin terasa ringan, tetapi beberapa cicilan dari berbagai transaksi bisa menumpuk tanpa terasa. Ketika jatuh tempo bersamaan, barulah beban keuangan terasa berat.
Penggunaan BNPL bukanlah hal yang sepenuhnya buruk jika dilakukan secara bijak. Namun, memahami jebakan psikologis di baliknya menjadi langkah penting agar pengguna tidak terjebak dalam pola belanja impulsif. Dengan kesadaran dan kontrol diri, layanan beli sekarang bayar nanti bisa dimanfaatkan tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangan.
Baca Juga: Pramono Anung Ungkap Destinasi Baru Wisatawan Datang ke Jakarta
Tag
Berita Terkait
-
Fintech Indonesia Bersatu: Akselerasi Inovasi dan Literasi di Tengah Pertumbuhan Industri
-
Biaya Liburan Membengkak? Ini 7 Tips Memilih Pinjol Aman dan Terpercaya
-
Hati-hati Pilih Pinjol! Ini Daftar Rekomendasi Pinjaman Online Aman dengan Bunga Rendah
-
BNI dan OJK Ajak Mahasiswa Melek Finansial
-
Satu Keluarga Tewas di Ciputat Tewas Diduga Lantaran Terjerat Utang Pinjol dan Judi Online
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?
-
Duel HP Murah Layar AMOLED: Samsung vs Xiaomi, Siapa Paling Bagus?
-
5 Jebakan Psikologis Beli Sekarang Bayar Nanti yang Bikin Boros
-
7 Sepatu Lari Pintar untuk Analisis Lari Lebih Akurat, Solusi bagi Pelari Modern