Andi Ahmad S
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:18 WIB
Ilustrasi Investigasi KKI Temukan Galon Usia 13 Tahun Masih Beredar di Jabodetabek [Ist]
Baca 10 detik
  • Kondisi Fisik Memprihatinkan Investigasi KKI di Jabodetabek mengungkap 80% galon guna ulang dalam kondisi buram, lusuh, dan tidak layak, yang mengancam standar kebersihan serta kesehatan publik bagi jutaan konsumen air minum.

  • Pelanggaran Batas Usia Pakai Ditemukan 57% galon beredar berusia lebih dari dua tahun, bahkan ada produksi 2012. KKI mendesak penarikan galon tua karena risiko pelepasan zat kimia berbahaya dari plastik polikarbonat.

  • Rekomendasi dan Edukasi Rendah KKI merekomendasikan BPKN agar produsen menarik galon lama. Minimnya edukasi produsen kepada pedagang membuat masyarakat diimbau lebih kritis menolak galon kusam demi keamanan konsumsi air minum keluarga.

SuaraJakarta.id - Bagi masyarakat urban di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), air minum dalam kemasan (AMDK) galon adalah kebutuhan primer.

Namun, pernahkah Anda mengecek bagian bawah galon yang baru saja diantar ke rumah? Sebuah fakta mengejutkan baru saja terungkap air bersih yang Anda minum mungkin tersimpan dalam wadah plastik yang sudah kadaluwarsa belasan tahun.

Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) baru saja merilis hasil investigasi lapangan terbaru bertajuk 'Investigasi Ganula Air Minum di Jabodetabek'.

Studi yang dilakukan di 60 toko kelontong ini menyoroti fenomena Ganula atau Galon Lanjut Usia yang masih bebas berkeliaran, mengancam kesehatan jutaan konsumen.

Berdasarkan temuan KKI, kondisi galon di pasaran sangat mengkhawatirkan. Investigasi menemukan galon yang sudah jauh melewati batas usia pemakaian wajar.

Bayangkan, tim investigasi menemukan galon dengan kode produksi tahun 2012 yang masih beredar di Bogor, serta galon produksi 2016 di Tangerang.

Secara statistik, 57% galon yang beredar berusia lebih dari dua tahun.

Padahal, para pakar kesehatan sangat menyarankan pemakaian maksimal hanya satu tahun untuk mencegah pelepasan zat kimia berbahaya (seperti BPA) dari plastik polikarbonat ke dalam air minum.

Ketua KKI, David Tobing, tidak menutupi kekecewaannya terhadap temuan ini.

Baca Juga: 5 Jebakan Psikologis Beli Sekarang Bayar Nanti yang Bikin Boros

“Ketika kami menemukan galon berumur 13 tahun, itu bukan lagi red flag, itu sirene bahaya,” ujar David, dalam pesan yang diterima, Rabu 17 Desember 2025.

Tidak hanya tua, kondisi fisik galon pun jauh dari kata higienis. Data KKI menunjukkan:

  • 80% galon (8 dari 10) tampak buram dan kusam.
  • 55% galon ditemukan dalam kondisi lusuh dan berdebu.

Kondisi buram pada plastik polikarbonat adalah indikator bahwa galon tersebut telah mengalami degradasi material akibat pencucian berulang dengan suhu tinggi dan paparan sinar matahari.

“Bayangkan, galon dalam kondisi kurang layak seperti kusam, lusuh, dan buram masih dijual bebas. Ini bukan kelalaian kecil, ini ancaman langsung pada kesehatan publik,” tegas David Tobing.

Investigasi ini juga menyoroti putusnya rantai informasi. Produsen dinilai gagal mengedukasi pedagang ritel.

Sebanyak 95% pedagang mengaku tidak pernah mendapat penjelasan tentang cara membaca kode produksi, dan 91,7% buta informasi mengenai keamanan bahan kemasan.

Load More