Tersangka budidaya ganja itu rupanya telah melancarkan aksinya sejak Maret lalu.
"Dari hasil interogasi udah sejak Maret 2020 tapi ini masih pengembangan apa ini baru atau sudah lama," ujarnya.
Hal tersebut terlihat dari sejumlah polybag yang ditanami ganja sudah dipanen. Meski demikian, kasus ini masih terus dilakukan pendalaman.
Polisi masih mengejar 1 tersangka lainnya yang diduga sebagai otak dari budidaya ganja tersebut berinisial WW.
Baca Juga:Alasan Menteri Pertanian Cabut Keputusan Ganja dari Komoditas Tanaman Obat
"Karena memang sebagian sudah dilakukan panen dijual ada berapa pohon ganja yang sudah dipotong. Kita tidak atau berapa kali panen. Ada satu tersangka DPO atas nama WW masih dalam pengejaran kita semua diperoleh dari WW," jelasnya.
Ganja diedarkan masih di sekitar wilayah Kota Tangerang. Dijual dengan harga Rp 300 ribu per 15 gram.
"Hasil panen diedarkan sekitar sini, masih kita kembangkan. Omsetnya 15 gram harga 300 ribu," kata Sugeng.
Dari hasil penyelidikan sementara polisi menduga, tersangka hanya mencoba-coba menan ganja di rumahnya. Setelah diketahui budaya tersebut berhasil. Kemudian tersangka inisiatif untuk menedarkannya.
"Kita temukan bibit ganja modusnya menanam bibit ganja itu masyarakat di sini tidak mengetahui," jelasnya.
Baca Juga:Dicabut Lagi dari Tanaman Obat, Bagaimana Risiko Ganja untuk Kesehatan?
Budidaya ini dilakukan sangat rapih. Terbukti, masyarakat di sekitar kata Sugeng tidak mengetahui budidaya tersebut.