Cerita Korban Gusuran Tol JORR II: Nginap di DPRD, Aas Tetap Ngajar Online

Ass yang sudah puluhan tahun mengajar kali ini harus berbesar hati, rumahnya hilang digusur namun harus tetap menjalankan kewajibannya mengajar online

Bangun Santoso
Kamis, 03 September 2020 | 10:54 WIB
Cerita Korban Gusuran Tol JORR II: Nginap di DPRD, Aas Tetap Ngajar Online
Aas Sudarmika, guru MIN 1 Kalideres, Jakarta Barat yang menjadi korban gusuran Tol JORR II sebelum rumahnya dieksekusi paksa. (Dok warga/via Bantennews.co.id)

SuaraJakarta.id - Meski sedang dirundung duka, salah seorang guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kalideres, Jakarta Barat Aas Sudarmika tetap menjalankan kewajibannya yakni melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online.

Aas merupakan salah satu guru yang rumahnya digusur untuk pembangunan Tol JORR II atau Kunciran-Bandara Soetta. Rumahnya masuk dalam 27 bidang yang dieksekusi paksa dan belum dibayarkan lantaran proses pembayaran dilakukan secara konsinyasi atau dititipkan ke Pengadilan Negeri Tangerang Kelas IA.

Dilansir dari Bantennews.co.id (jejaring media Suara.com), Rabu (2/8/2020), Aas yang menginap di DPRD Kota Tangerang terlihat sibuk dengan gawainya bahkan nampak sesekali dirinya mencatat beberapa tulisan di secarik kertas saat mengungsi di Gedung DPRD Kota Tangerang.

Ia ditemani putrinya yang duduk di semester akhir salah satu Universitas Negeri di Banten tersebut melakukan pembelajaran jarak jauh kepada murid-muridnya.

Baca Juga:Warga Benda Korban Gusuran Tol Bandara Kini Hidup Sengsara, Tak Punya Rumah

Seolah tidak terjadi apa-apa, Aas yang mengaku mengajar di Kelas V, tersebut nampak serius memberikan tugas kendati rasa lelah terlihat dari jelas dari raut wajahnya.

“Mau enggak mau harus saya lakukan PJJ karena ini kewajiban saya. Kasihan anak-anak kalau saya enggak ngajar,” katanya kepada Bantennews.co.id.

Sayangnya, PJJ yang dilakukan perempuan yang sedang berduka ini akibat rumahnya dieksekusi paksa ini harus terhenti sebelum ia mengirim tugas kepada para siswanya.

“Handphone saya kehabisan baterai. Saya cuma bisa menyelamatkan handphone saat proses pengosongan lahan dan chargernya tidak tau di mana," ungkapnya.

Kepada para tetangganya yang saat itu turut tinggal di Gedung DPRD, Aas mencoba meminjam perangkat pengisi daya, namun sayangnya tidak ada satupun kerabatnya tersebut membawa.

Baca Juga:Korban Penggusuran Proyek Tol Bandara Tak Punya Rumah Tidur di Gedung DPRD

Seakan tidak ada kata menyerah untuk mengabdi dan melayani, Aas yang diketahui telah puluhan tahun mengajar tersebut mencoba meminjam perangkat tersebut kepada salah satu staf di gedung tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini