Wagub DKI Sebut 50 Persen Anak STM yang Ditahan Warga Bodetabek

Itu berdasarkan dari pemeriksaan dirinya ke massa aksi tolak Undang Undang Cipta Kerja yang ditahan di Polda Metro Jaya.

Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 21:06 WIB
Wagub DKI Sebut 50 Persen Anak STM yang Ditahan Warga Bodetabek
Ratusan pendemo UU Cipta Kerja di Bekasi blokir Jalan Protokol Ahmad Yani. (Suara.com/Yacub)

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tidak semua anak STM yang demo di Jakarta, warganya. Kebanyakan dari mereka juga warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Itu berdasarkan dari pemeriksaan dirinya ke massa aksi tolak Undang Undang Cipta Kerja yang ditahan di Polda Metro Jaya.

Ia menyebut kebanyakan dari mereka masih berstatus pelajar.

Riza mengatakan sudah melihat daftar usia mereka yang ditahan.

Baca Juga:Bukan Hanya Buruh, Sektor Kesehatan Juga Terdampak Berat UU Cipta Kerja

Papan Penunjuk jalan rusak akibat terjadinya bentrokan antara petugas kepolisian dengan massa demonstran yang menolak disahkannya Undang - Undang Omnibus Law di Kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis (8/10). [Suara.com/Alfian Winanto]
Papan Penunjuk jalan rusak akibat terjadinya bentrokan antara petugas kepolisian dengan massa demonstran yang menolak disahkannya Undang - Undang Omnibus Law di Kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Kamis (8/10). [Suara.com/Alfian Winanto]

Mayoritas ribuan pengunjuk rasa itu disebutnya masih berusia di bawah 19 tahun.

"Lebih dari 60 persen ternyata usianya di bawah 19 tahun atau statusnya pelajar. Bukan mahasiswa apalagi buruh," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/10/2020).

Selain itu, lebih dari setengah orang yang ditahan bukan warga Jakarta.

Mereka tinggal di daerah sekitar ibu kota seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Ternyata lebih dari 50 persen adalah bukan warga Jakarta," kata Riza.

Baca Juga:Jokowi Klaim UU Cipta Kerja Tak Komersialisasikan Pendidikan

Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020).  [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Karena itu, Riza meminta agar masyarakat yang masih di bawah umur tidak perlu ikut-ikutan aksi demo.

Sebab unjuk rasa skala besar seperti itu rawan akan kerusuhan dan membuat celaka.

"Nanti berbahaya, kalau di jalan nanti ada kerusuhan, ada keramaian, tawuran, perkelahian, nanti kena batu, dan sebagainya," pungkasnya.

Sebelumnya, Riza mengaku berkunjung ke Polda Metro Jaya setelah kejadian kerusuhan karena aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja, Kamis (9/10/2020) kemarin.

Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020).  [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Halte Transjakarta Bundaran HI terbakar, Jakarta, Kamis (8/10/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Ia juga sempat menengok massa aksi yang ditahan polisi.

Riza mengatakan karena kerusuhan itu, 1.192 orang telah ditangkap oleh kepolisian. Massa yang ditangkap disebutnya berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa dan buruh.

"Kurang lebih ada 1.192 yang diamankan sejak tadi malam," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini