Mengenal Papajar, Tradisi Rekreasi di Sukabumi Jelang Puasa Ramadan

Papajar konon berasal dari istilah mapag pajar, yang tidak lain adalah fajar Ramadan.

Rizki Nurmansyah
Minggu, 11 April 2021 | 18:10 WIB
Mengenal Papajar, Tradisi Rekreasi di Sukabumi Jelang Puasa Ramadan
Warga melakukan tradisi papaparj, atau rekreasi jelang puasa Ramadan, di Pantai Pangumbahan di Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Minggu (11/4/2021), [Foto: Sukabumiupdate.com]

SuaraJakarta.id - Sejumlah tradisi dilakukan masyarakat Sukabumi dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Salah satunya tradisi papajar.

Papajar saat ini dipahami sebagai tradisi untuk melakukan piknik menjelang puasa Ramadan.

Umumnya, masyarakat Sukabumi melakukan papajar dengan berwisata atau rekreasi ke pantai. Seperti ke Palabuhanratu atau beberapa objek wisata lain.

Biasa mereka membawa makanan ke tempat rekreasi dan makan bersama di sana. Baik di rerumputan maupun membawa tikar yang digelar di atas pasir pantai.

Sementara kalangan muda biasanya menikmati papajar dengan bermotor piknik ke tempat rekreasi dan menghabiskan waktu dengan ngopi, ngobrol, makan, hingga bermain gitar.

Baca Juga:Jelang Puasa, Pantai Palabuhanratu Diserbu Warga, Rata-rata dari Jakarta

Pengamat sejarah Sukabumi, Irman Firmansyah mengatakan, tradisi tersebut memang berakar dari kebiasaan masyarakat Sukabumi, meski sedikit mengalami pergeseran.

Papajar konon berasal dari istilah mapag pajar, yang tidak lain adalah fajar Ramadan. Tak jarang istilah ini juga disebut munggahan, meski secara spesifik agak berbeda.

Pengunjung memadati Pantai Citepus, Palabuhanratu, Sukabumi, menjelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, Minggu (11/4/2021). [Ist]
Pengunjung memadati Pantai Citepus, Palabuhanratu, Sukabumi, menjelang bulan suci Ramadan 1442 Hijriah, Minggu (11/4/2021). [Ist]

Tradisi Papajar

Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" ini mengungkapkan tradisi papajar tidak hanya dikenal di Sukabumi. Namun juga di Cianjur, Padalarang, dan Purwakarta.

Hal itu dimungkinkan karena pengaruh Cianjur yang pada masa VOC merupakan pusat kekuasaan lokal yang masih kuat, terutama di wilayah Sunda bagian Selatan.

Baca Juga:Walau Berat Menahan Lapar, Puasa Punya Banyak Manfaat Kesehatan, Apa Saja?

"Pada tahun 1724 di masa kekuasaan Wiratanudatar III, wilayah Cianjur cukup luas, karena selain wilayah Sukabumi menjadi bagian dari wilayah Cianjur, sebagian wilayah kampung baru (Bogor) dan basisir kidul juga masuk ke dalam kekuasaan Cianjur," kata Irman dikutip dari Sukabumiupdate.com—jaringan Suara.com—Minggu (11/4/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak